3 Komentar

*Apa Yang Akan Terjadi Jika Semua Orang Benar-Benar Memercayai Tauhid?*

*Apa Yang Akan Terjadi Jika Semua Orang Benar-Benar Memercayai Tauhid?*
Baru-baru ini seorang psikolog bernama Scott Barry Kaufman (sepertinya dia keturunan Yahudi) melakukan penelitian apa implikasinya bilamana semua orang benar-benar memercayai tauhid. Tauhid di sini bahasa lainnya adalah kesatuan, keesaan, oneness, atau unity. SB Kaufmann secara menarik menjelaskan penelitian tersebut sebagai berikut:

Penelitian tersebut ternyata menunjukkan kepercayaan pada tauhid memiliki implikasi luas bagi berperannya fungsi kejiwaan dan welas asih kita terhadap mereka yang berada di luar lingkaran kehidupan kita sehari-hari.

Keyakinan bahwa segala sesuatu di alam semesta adalah bagian dari keseluruhan fundamental yang sama, memang ada di banyak budaya dan tradisi filosofis, religius, spiritual, dan ilmiah, sebagaimana ditangkap oleh ungkapan “all that is”. Pemenang Nobel Erwin Schrodinger pernah mengamati bahwa fisika kuantum cocok dengan anggapan bahwa memang ada kesatuan dasar alam semesta. Oleh karena itu, meskipun tampak seolah-olah dunia penuh dengan kepingan-kepingan yang berserakan, banyak orang sepanjang sejarah manusia dan bahkan sampai hari ini benar-benar percaya bahwa hal-hal individual adalah bagian dari suatu entitas fundamental.

Terlepas dari betapa keyakinan in ada di mana-mana, masih kurang ukuran yang dapat divalidasi dengan baik dalam bidang psikologi untuk memotret keyakinan tauhid ini. Sementara langkah-langkah tertentu dari spiritualitas memang ada, kepercayaan pada pertanyaan tauhid biasanya dikombinasikan dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang menilai aspek-aspek lain dari spiritualitas, seperti makna, tujuan, kesakralan, atau memiliki hubungan dengan Tuhan.
Nah, sekarang. Apa yang terjadi ketika kita men-sekuler-kan kepercayaan pada tauhid?

Dalam serangkaian penelitian, Kate Diebels dan Mark Leary memulainya untuk mencari tahu.
Dalam studi pertama mereka, mereka menemukan bahwa hanya 20,3% dari peserta telah berpikir tentang tauhid semua hal secara “sering” atau “berkali-kali”, sementara 25,9% orang “jarang” memikirkan tauhid dalam semua hal, dan 12,5% dari orang “tidak pernah” memikirkannya.
Para peneliti juga menciptakan 6 pokok “Skala Kepercayaan pada Tauhid” yang terdiri sebagai berikut:

(1) Di luar penampilan permukaan, semuanya pada dasarnya satu.
(2) Meskipun ada banyak hal yang tampaknya terpisah, mereka semua adalah bagian dari keseluruhan yang sama.
(3) Pada tingkat realitas paling dasar, semuanya adalah satu.
(4) Pemisahan antara hal-hal individual adalah ilusi; pada kenyataannya semuanya adalah satu.
(5) Segala sesuatu tersusun dari substansi dasar yang sama, apakah orang menganggapnya sebagai roh, kesadaran, proses kuantum, atau apa pun.
(6) Esensi dasar yang sama menembus segala sesuatu yang ada.

Mereka yang mendapat skor lebih tinggi dari skala ini jauh lebih besar memiliki identitas yang melebihi individu untuk aspek-aspek yang lebih luas mengenai manusia, kehidupan, alam, dan bahkan kosmos. Faktanya, kepercayaan pada kesatuan lebih kuat terkait dengan perasaan terhubung dengan orang-orang yang jauh dan aspek-aspek dunia alami daripada dengan orang-orang yang dekat dengannya! Selain itu juga, sementara kepercayaan di pedesaan terkait dengan pengalaman aktual tentang keesaan (“pengalaman mistis”), tetapi ini tidak ada hubunganyan antara keyakinan di pedesaan dengan perasaan lebih dekat dengan Tuhan selama pengalaman spiritual tersebut.

Dalam studi kedua mereka, para peneliti melihat nilai-nilai dan pandangan diri yang mungkin terkait dengan kepercayaan pada tauhid. Mereka menemukan kepercayaan pada keesaan terkait dengan nilai-nilai yang menunjukkan kepedulian universal terhadap kesejahteraan orang lain, serta welas asih yang lebih besar bagi orang lain.

Kepercayaan pada tauhid juga berasosiasi dengan persaaan terhubung dengan orang lain melalui pengakuan atas kemanusiaan atau hal-hal manusiawi yang umum, masalah yang umum dialami, dan ketidaksempurnaan umum yang dimiliki semua orang.

Pada saat yang sama, tidak ada hubungan antara keyakinan tauhid dengan nilai-nilai yang mendukung diri sendiri seperti hedonisme, pengarahan diri sendiri, rasa aman, atau prestasi. Ini berarti orang dapat memiliki kepercayaan pada tauhid dan masih memiliki kepedulian untuk perawatan diri, pembatasan diri yang sehat, dan pembimbingan diri sendiri dalam kehidupan.

*Implikasi dari Keyakinan pada Tauhid*
Orang-orang yang percaya bahwa segala sesuatu pada dasarnya satu berbeda secara krusial dengan mereka yang tidak memercayai tauhid. Secara umum, mereka yang memiliki kepercayaan pada tauhid memiliki identitas yang lebih inklusif yang mencerminkan rasa hubungan mereka dengan orang lain, hewan, bukan manusia, dan aspek alam yang semuanya dianggap bagian dari “satu hal” yang sama. Ini memiliki beberapa implikasi yang agak luas.

Pertama, temuan ini relevan dengan lanskap politik kita saat ini. Sangat menarik bahwa mereka yang melaporkan kepercayaan yang lebih besar pada tauhid juga lebih cenderung menganggap orang lain seperti anggota kelompok mereka sendiri dan untuk mengidentifikasi diri dengan semua umat manusia. Ada banyak politik identitas saat ini, dengan orang-orang percaya bahwa ideologi mereka sendiri adalah yang terbaik, dan keyakinan bahwa mereka yang tidak setuju dengan ideologi sendiri adalah jahat atau entah bagaimana dianggap lebih rendah daripada manusia.

Mungkin bermanfaat bagi orang-orang di seluruh spektrum politik untuk mengenali dan mengingat keyakinan akan tauhid meskipun mereka menegaskan nilai-nilai dan keyakinan politik mereka. Hanya memiliki “belas kasihan” bagi mereka yang ada di dalam kelompok Anda, dan menjelekkan atau bahkan menjadi kasar terhadap mereka yang Anda anggap sebagai kelompok luar, tidak hanya bertentangan dengan perdamaian dunia secara lebih luas, tetapi juga kontra-produktif dengan politik kemajuan yang memajukan kebaikan semua manusia di planet ini.

Saya juga berpikir temuan ini memiliki implikasi penting bagi pendidikan.

Sekalipun beberapa orang dewasa mungkin putus asa ketika harus mengubah keyakinan mereka, kebanyakan anak tidak. Keyakinan lain – seperti keyakinan bahwa kecerdasan dapat belajar dan tumbuh (“tatanan berpikir itu berkembang”) – sangat populer dalam pendidikan akhir-akhir ini.

Namun, saya bertanya-tanya apa implikasinya jika semua siswa juga secara eksplisit dilatih untuk percaya bahwa kita semua adalah bagian dari kemanusiaan fundamental yang sama, secara aktif menunjukkan kepada siswa melalui diskusi kelompok dan kegiatan bagaimana kita semua memiliki rasa tidak aman dan ketidaksempurnaan, dan bagaimana di bawah permukaan yang dangkal. perbedaan pendapat dan keyakinan politik, kita semua memiliki kebutuhan mendasar yang sama untuk koneksi, tujuan, dan masalah di alam semesta yang luas ini.

Mungkin sekarang, lebih dari sebelumnya dalam perjalanan sejarah manusia, kita akan mendapat manfaat lebih dari pola pikir kesatuan.

Diterjemahkan secara bebas oleh GWM dari:
https://getpocket.com/explore/item/what-would-happen-if-everyone-truly-believed-everything-is-one?utm_source=fbsynd&utm_medium=social&fbclid=IwAR0t8qZWo-0lsw-H4kWfMqDmaX5bLWTPtXC8GA_fMD3_vPd_GmUbz07PFfo

___

Scott Barry Kaufman, Ph.D., adalah seorang psikolog humanistik yang mengeksplorasi kedalaman potensi manusia. Dia telah mengajar mata pelajaran tentang kecerdasan, kreativitas, dan kesejahteraan di Universitas Columbia, NYU, Universitas Pennsylvania, dan di tempat lain. Selain menulis kolom “Beautiful Minds” untuk “Scientific American”, ia juga menjadi tuan rumah “The Psychology Podcast”, dan adalah penulis dan / atau editor dari 9 buku, termasuk “Transcend: The New Science of Self-Actualization, Wired to Create: Unravelling the Mysteries of the Creative Mind” (dengan Carolyn Gregoire), dan “Ungifted: Intelligence Redefined”. Pada 2015, ia dinobatkan sebagai “50 ilmuwan terobosan yang mengubah cara kita melihat dunia” oleh Business Insider. Cari tahu lebih lanjut di http://ScottBarryKaufman.com.

#TauhidIalahSatuKemanusiaan
#Dekalogisme

3 comments on “*Apa Yang Akan Terjadi Jika Semua Orang Benar-Benar Memercayai Tauhid?*

  1. [7/9, 7:04 AM] Tumapel Arief: *Jika hal ini terjadi :*
    1. Wabah merajalela
    2. Bencana terjadi di mana2
    3. Huru-hara terjadi di mana2

    *…membuktikan bahwa proses menuju tatanan dunia baru sdg berjalan…*

    Tatanan dunia baru yg dimaksud adalah, manusia diingatkan kembali kpd Ketauhidan (Ketuhanan) yg selama ini diabaikan.

    Ketauhidan itu sederhananya adalah berusaha memahami Kehendak Ilahi, daripada selama ini selalu mengedepankan keinginan hawa nafsunya semata.

    Memahami hukum2 Tuhan yg menyangkut hubungan antara :
    1. Manusia dg Tuhan
    2. Sesama manusia
    3. Manusia dg sesama ciptaan
    4. Manusia dg alam semesta

    Rangkaian peristiwa diatas pd dasarnya adalah sarana utk memilih dan memilah manusia2 yg amanah di dlm mengemban amanat demi kehidupan yg lebih baik, lebih adil dan lebih beradab.

    Akan memilah 3 golongan manusia :
    1. Manusia yg membawa amanat, sbg pengemban amanat

    2. Manusia yg mengingkari amanat

    3. Manusia yg tdk tahu apa2

    Untuk manusia yg mengemban amanat, diberi waktu utk menjalankan amanatnya.

    Utk manusia yg mengingkari amanat atau menghalangi tatanan ini berjalan, maka akan dimusnahkan.

    Utk manusia yg tdk tahu apa2 tapi kemudian menjadi korban, sejauh manusia ini memegang teguh Ketauhidan dan Keimanannya kpd Tuhan Yang Maha Esa, maka ia tergolong kedlm orang yg mati di jalan Tuhan…
    [7/9, 7:04 AM] Tumapel Arief: Dampak terbesar dari peristiwa2 tsb adalah terjadinya krisis ekonomi dan krisis keuangan secara global dan banyak negara dan pemerintahan yg tidak mampu mengatasinya.

    *Karena sesungguhnya peristiwa demi peristiwa ini adalah ujian bagi seluruh pemimpin di dunia…*

    Mampukah mereka mengemban amanat sbg penata peradaban yg berdasarkan kpd Hukum Sang Pencipta..?

  2. […] *Apa Yang Akan Terjadi Jika Semua Orang Benar-Benar Memercayai Tauhid?* […]

  3. Proses seleksi alamnya diprediksi akn dimulai stlh masa menunggu 4 bulan 10 hari sejak 21 Maret 2020 yg jatuh pd Senin 27 Juli 2020 dihitung dgn tahun Hijrah. Mk mulai Selasa 28 Juli 2020 kebakaran dosa di planet Bumi dlm rangka memurnikan planet Bumi meningkat pesat sehingga org/ jin yg banyak dosa mulai merasakan akibatnya, bisa terhapus memory otaknya, terkutuk/ mati mendadak. Jk melihat prstwa ini mk berarti proses menuju Goro2 sdg berlangsung cepat yg artinya Goro2 sdh dekat he.3x!

Tinggalkan komentar

Atlantis in the Java Sea

A scientific effort to match Plato’s narrative location for Atlantis

Sembrani

Membahas ISU-ISU Penting bagi Anak Bangsa, Berbagi Ide, dan Saling Cinta

Wirdahanum

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

aawanto

The greatest WordPress.com site in all the land!

Covert Geopolitics

Beyond the Smoke & Mirrors

Catatan Harta Amanah Soekarno

as good as possible for as many as possible

Modesty - Women Terrace

My Mind in Words and Pictures

Kanzunqalam's Blog

AKAL tanpa WAHYU, akan berbuah, IMAN tanpa ILMU

Cahayapelangi

Cakrawala, menapaki kehidupan nusantara & dunia

religiku

hacking the religion

SANGKAN PARANING DUMADI

Just another WordPress.com site

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.