Tinggalkan komentar

Islam dan Jalur Rempah Nusantara

ISLAM DAN JALUR REMPAH PANTAI BARAT SUMATERA UTARA : DEKONSTRUKSI SEJARAH MASUKNYA PERADABAN ISLAM PERTAMA DI INDONESIA ABAD KE 7
(FGD, Kampus UINSU, 22 Desember 2020)

Diskusi tentang kota kuno yang berabad abad hilang, kota misterius yang baru saja ditemukan. Di kota kuno ini sejak setahun belakangan sudah ratusan koin Dinasti Umayyah dan Abassiah ditemukan, temuan yang tidak pernah ditemukan di situs berkaitan Islam dimanapun, tidak di Barus, tidak di bagian manapun di Aceh.

Di situs desa Jago jago, Kecamatan Badiri, Tapteng yang berjarak sekitar 70 KM dari Barus ini, ditemukan juga lembar papan kuno berukir yang sudah di tes carbon laboratorium Amerika oleh Balar Sumut bertarikh tahun 600, ditemukan banyak pecahan kapal, nisan nisan tanpa inskripsi (seperti di zaman Nabi dulu), kaca korosan Persia kuno, cincin salib era Bizantium, peralatan medis dan wadah farmasi Islam kuno seperti yang disimpan di museum Islam Istambul, Turki.

Tapi desa kuno ini tak tercatat dalam peta kuno manapun sebagai tempat persinggahan pelayaran dunia yang penting. Kota yang tidak hanya menyimpan jejak Islam dan Kristen kuno, tapi juga Cina kuno dinasti Tang, koin India Pandyas, bahkan koin-arca-lembar logam beraksara era Sriwijaya. Sungguh sebuah kota paling ramai di dunia pada zamannya, kota yang didatangi karena kekayaan rempah dan deposit emas di sekitarnya.

Sumber sumber Cina dan India kuno apalagi sumber Barat, bungkam tentang kota yang hilang ini. Kini beberapa peneliti muda (otodidak, hebatnya bukan sejarahwan kampus), sedang mencari dan mencoba menelusuri sumber sumber berbahasa Arab, tentang kota kuno yang hilang itu. Sumber Arab kuno yang sejauh ini sangat jarang digunakan, antara lain karena sejarahwan dan peneliti masa kini banyak yang tidak bisa membaca sumber ini. Eskavasi arkeologis oleh Balar, sedang dirancang dalam waktu dekat, pihak BPCB juga sudah berkali kali datang, merancang upaya penyelamatan kota yang ditemukan secara kebetulan ini.

Kota yang hilang itu didiskusikan dalam FGD di UINSU, selasa 22 Desember 2020 jam 14.00 dengan tajuk Islam dan Jalur Rempah.
(Ichwan Azhari)

Tinggalkan komentar

Waspada Balkanisasi NKR

AWAS! BALKANISASI NUSANTARA MELALUI PINTU SENTIMEN AGAMA

Sesi Belajar Geopolitik

Balkanisasi itu istilah geopolitik. Menurut wikipedia, ia merupakan proses fragmentasi atau pembagian sebuah negara menjadi beberapa negara kecil yang kerap tidak kooperatif antara satu dan lainnya. Balkanisasi dianggap peyoratif (pemburukan makna) dari proses perpecahan negara besar menjadi negara kecil-kecil.

Populernya istilah tersebut, erat-kaitannya dengan terpecahnya Semenanjung Balkan, Eropa Timur, khususnya Yugoslavia pada awal 1990-an. Menurut Azyumardi Azra, balkanisasi muncul dari arus demokratisasi yang tidak hanya mengakhiri rezim komunisme, tetapi sekaligus mengobarkan semangat nasionalisme yang tumpang tindih antara etnisitas dan agama. Balkanisasi kemudian menjadi istilah guna menyebut kebangkitan etno-nasionalisme yang mencabik negara yang terdiri atas kelompok etnis dan agama.

Pakar lainnya menyebut, balkanisasi sebagai etno-tribalisme yaitu perpaduan antara etnisitas dengan sektarianisme antaragama yang menyala-nyala serta membakar konflik dengan cepat.

Balkanisasi di Yugoslavia membidani tujuh negara kecil antara lain yaitu Serbia, Kroasia, Bosnia Hercegovina, Slovenia, Macedonia, Montenegro dan Kosovo. Itulah sekilas narasi soal balkanisasi.

Pertanyaan selidik muncul, bagaimana rumor “balkanisasi nusantara” yang konon telah menjadi isu geopolitik di Indonesia?

Ya. Ada beberapa tahapan atau fase sehingga ia menjadi isu geopolitik, antara lain:

Fase Pertama: balkanisasi nusantara sebagai rumor, sayup terdengar pada awal reformasi 1998 – 1999. Kenapa? Selain faktor kebhinekaan yang relatif lestari di Indonesia, juga usai Orde Baru lengser, rakyat cenderung euphoria menikmati kebebasan setelah 30-an tahun hidup dalam cengkeraman orde otoritarianisme. Sudah barang tentu, euphoria kondisi dan masa transisi ini mengandung bahkan dapat mengundang arus balkanisasi seperti halnya di Eropa Timur dulu. Namun syukurlah, Indonesia tak hanya selamat dari gelombang balkanisasi, tetapi juga mampu melewati masa kritis dan transisi menuju alam demokrasi dengan kondisi tetap utuh (NKRI).

Fase Kedua: balkanisasi mulai menjadi bahan pembicaraan di ruang tertutup dan bersifat elitis. Tak kurang pada dekade 2000-an di UGM, Jogjakarta, beberapa tokoh dan sesepuh (tak perlu disebut orangnya siapa) membahas pandangan Wolfowitz ke Habibie tentang Indonesia pecah menjadi 7 – 8 negara. Memang tidak ada solusi dalam diskusi di UGM tadi melainkan hanya pointers kecil sebagai catatan. Antara lain poinnya sebagai berikut:

1) bahwa senjata jarak jauh negeri tetangga telah ada pembagian dan mengarah kepada kota-kota besar di Indonesia, selain belasan pangkalan militer asing telah mengepung Indonesia;

2) seandainya pecah pun, tidak usah sampai menjadi 7 – 8 negara, terbelah jadi tiga negara saja pasti berantakan. Mengapa? Selain ALKI dan ZEE bakal kacau, Indonesia juga berubah menjadi perairan bebas dimana kapal-kapal asing hilir mudik sesuka hati;

Fase Ketiga: isu balkanisasi nusantara semakin menguat di ranah akademis karena selaras dengan alur pikir dan/atau isu di era globalisasi bahwa negara bangsa (nation state) seperti Indonesia, contohnya, sudah tidak cocok lagi dan harus diganti dengan bentuk lain berupa negara suku (ethnic state), atau negara kepentingan (corporate state) dan bahkan negara agama (religius state). Jika merujuk alur (pikir) di atas, lepasnya Timor Timur dinilai wajar dan sah-sah saja, tidak dianggap sebagai bencana geopolitik/kedaulatan. Gendeng. Demikian pula bila nanti terjadi pemisahan lagi atau lepasnya beberapa wilayah lain. Pertanyaan selidik muncul: “Apakah alur pikir dan isu di atas sekedar konsekuensi globalisasi, atau ia merupakan subversi senyap yang disahkan kepentingan asing di Bumi Pertiwi?”

Hingga hari ini, balkanisasi nusantara tetap sebagai isu elitis —konsumsi elit politik— karenanya kurang membumi di akar rumput meskipun sebenarnya telah berkali-kali dicoba di pinggiran nusantara tetapi selalu gagal dan gagal. Trial and error. Peristiwa Ambon, misalnya, atau konflik Dayak – Madura, ataupun isu Tolikara ialah try out balkanisasi berbekal isu sektarian guna mengeksploitasi kebencian atas keragaman SARA dan perbedaan afiliasi politik. Termasuk isu OPM di Papua sejatinya merupakan protokol balkanisasi;

Fase Keempat: tampaknya si peremot balkanisasi menyadari, bahwa konflik bermenu (isu) sektarian yang selama ini mereka jalankan, tak mampu membesarkan kerusuhan dan tak bisa meluaskan konflik hingga berskala nasional. Konflik yang di-endorse tetap berskala lokal, kedaerahan dan sporadis;

Fase Kelima: memasuki abad ke-21, si peremot balkanisasi nusantara mulai membaca fenomena, bahwa konflik bermenu (isu) sektarian yang mengeksploitasi kebencian atas keanekaan SARA dan perbedaan afiliasi politik memang mudah dibakar di satu sisi, tetapi skalanya lokal pada sisi lain. Hanya sporadis dan bersifat kedaerahan. Konflik sektarian sulit meluas dan tidak mampu berkembang hingga skala nasional. Kenapa? Mungkin karena faktor kemajemukan, heterogenitas serta kebhinekaan, tergembosi secara alamiah.

Tatkala 2016 terjadi Aksi 212 di Monas, Jakarta, bergema hingga ke berbagai belahan dunia akibat besarnya jumlah massa namun tertib dan berjalan damai. Hampir tidak ada sampah dan rumput terinjak. Di sini, si peremot mulai menyadari bahwa isu sentimen (agama) lebih efektif untuk mengobarkan emosi warga serta menggerakkan massa dalam jumlah signifikan ketimbang isu-isu sebelumnya termasuk sektarian.

Dalam sejarah konflik, sektarian dianggap menu (isu) terlezat guna memantik konflik – konflik terutama di Timur Tengah sebab warganya cenderung satu ras, satu bangsa. Homogen. Konflik antara syi’ah – sunni, contohnya, atau benturan antarfaksi dalam negara dan lain-lain.

Kembali ke isu sentimen. Sungguh unik, pengobaran massa bermenu sentimen sepertinya tanpa perlu biaya besar bagi para penggeraknya, cukup ditabur narasi kebencian oleh masing-masing buzzer (piaraan), publik pun gemuruh. Gaduh. Bahkan uniknya, pihak massa justru membiayai sendiri hampir di semua pergerakannya. Dan Aksi 212 adalah bukti faktual pembiayaan mandiri oleh massa aksi.

Ya. Penistaan agama sebagai isu yang diusung dalam Aksi 212, ibarat ruh gerakan serta epicentrum yang menyatukan semangat massa dari berbagai aliran agama, sehingga menggelegar dahsyat di awal abad ke-21. Inilah yang tengah berlangsung. Isu sektarian dan isu-isu lainnya telah tergantikan dan/atau diganti dengan isu sentimen (agama) yang hampir menggejala dalam setiap aksi massa dan konflik – konflik di daerah.

Balik lagi ke balkanisasi. Ia adalah konflik horizontal. Konflik antara (sesama) warga dan kelompok/golongan dalam negara berbasis etnisitas dan agama. Sekali lagi, Azyumardi menyebut etno-nasionalis, semangat nasionalisme tumpang tindih antara etnis dan agama. Pakar lainnya menyebut etno-tribalisme. Perpaduan antara etnisitas dan sektarianisme antaragama yang cepat menyala dalam kobaran konflik.

Dan hari ini, agaknya isu sentimen mendominasi pada setiap aksi massa di daerah yang dipicu oleh kejadian di Tol Cikampek.

Pertanyaan menarik menyeruak, “Jika si peremot mengadopsi Yugoslavia, lazimnya balkanisasi nusantara itu bersifat (konflik) horizontal, kenapa embrionya cenderung vertikal?”

Jangan terpancing Ibu Pertiwi. Kendati ghost fleet (armada hantu) kian mendekat, waspadai false flag operation sebagai pintu amuk massa yang dipicu oleh si peremot. Yakinlah armada hantu akan kembali menjauh jika di republik ini masih kental rasa persatuan dan kesatuan. Dan silahkan saudara – saudara memilih mana.

Di Bumi Pertiwi ini, masih banyak kembang sore dan bunga-bunga sedap malam ..

Tinggalkan komentar

Pancasila: Indonesia Mercu Suar Dunia

Ibnu Prakoso

Ibnu Prakoso Jun 21

Image for post

INDONESIA MERCUSUAR DUNIA

Pancasila setelah mengalami tekanan, pengamalan dan pelaksanaan yang keluar dari nilainya, khususnya masalah Keadilan Sosial, dan ada juga sebagian dari saudara kita yang berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi “Khilafah”.

Maka dengan sungguh-sungguh saya tegaskan disini, bahwa sebagai dasar, falsafah dan ideologi,

Pancasila merupakan solusi, titik temu, bagi bangsa Indonesia yang “Bhineka Tunggal Ika”.

Pancasila pernah diperkenalkan dan ditawarkan oleh Sukarno, sebagai ideologi dunia, yang terkenal dengan pidato “To Build The World Anew”, Membangun Dunia Baru, pada tanggal 30 September 1960, didepan Majelis Umum PBB di New York, USA. Pancasila merupakan “Hogere Optrekking”, Satu pengangkatan yang lebih tinggipenarikan ke atas atau “Sublimasi” dari “Declaration of Independence United States of Amerika” dan “Manifesto Komunis”. Pancasila lebih memenuhi kebutuhan manusia dan menyelamatkan manusia. “Declaration of Independence” tidak mengandung Keadialan Sosial, dan “Manifesto Komunis” masih harus dipertinggi jiwanya dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. (hal. 475, DBR, Jilid ke-II)

Karena itulah kita bangsa Indonesia merasa bangga mempunyai Pancasila, dan menganjurkan Pancasila itu pada semua bangsa. Pancasila adalah satu dasar yang universal, satu dasar yang dapat dipakai oleh semua bangsa, satu dasar yang dapat menjamin kesejahteraan dunia, perdamaian dunia dan persaudaraan dunia.

Pertanyaan refleksi yang harus kita pikirkan dalam-dalam, renungkan dan amalkan dalam pelaksanaannya adalah bagaimana supaya dengan Pancasila, bangsa Indonesia menjadi Mercusuar Dunia ?

Kuncinya adalah kita rakyat Indonesia tanpa terkecuali harus bergotongroyong, bekerjasama bahwa kita satu saudara dan kita satu keluarga besar NKRI untuk mewujudkan Tujuan Negara Indonesia didirikan, seperti yang tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945,

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Kondisi Saat Ini (Das Sein)
Isu Global (Dunia)

Ditengah pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, perkembangan ekonomi dunia yang tidak menggembirakan, yang dibayang-bayangi oleh kerusuhan rasial di Amerika, dan mendapat respon di kota-kota besar diseluruh dunia. Perang dagang antara China dan Amerika. Masalah kemanusiaan kaum imigran dari Timur Tengah di benua Eropa, perang atau ketegangan di Timur Tengah, dan ketegangan di perbatasan antara China dan India.

Isu Regional (Kawasan)

Isu Laut China Selatan (Indo Pasifik), hubungan Korea Utara dan Korea Selatan, hubungan antara China dan Taiwan, demontrasi di Hongkong, ISIS dan turunannya yang mulai menyebar ke Asia Tenggara (Filipina, Malaysia, Thailand dan Indonesia)

Isu Nasional (Domestik)

Menguatnya intoleransi, radikalisme atas nama agama, “Khilafahisme” yangdiajarkan dan disebarkan oleh HTI, isu keadilan sosial khususnya masalah SDA (Sumber Daya Alam), korupsi dan narkoba.

Kondisi yang Diharapkan (Das Sollen)
Isu Global (Dunia)

Dunia harus bekerjasama dalam memerangi Covid-19. Negara-negara di dunia melakukan perdagangan untuk saling mengisi dan menguntungkan. Rasialisme di USA harus diakhiri. Diakhirinya ketegangan hubungan antara China dan USA dengan jalur diplomasi politik maupun ekonomi. Demikian juga antara China dengan India. Penghargaan yang tinggi manusia sebagai ciptaan Tuhan untuk saling menghormati dan mengasihi dalam menyelesaikan masalah imigran di Eropa. Negara yang bertikai di Timur Tengah harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa campur tangan negara lain yang justru akan memperkeruh stabiltas kawasan.

Peran PBB harus lebih menonjol, yang ujungnya adalah pembaharuan organisasi PBB dengan dikoreksinya hak veto permanen yang dimiliki oleh 5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB ( China, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat), dengan semangat bahwa semua bangsa adalah sama kedudukannya dan sederajat. Membangun Dunia Baru !

Isu Regional (Kawasan)

Diplomasi politik dan diplomasi ekonomi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Diplomasi ekonomi oleh negara-negara yang berdampak langsung lebih dianjurkan dalam menyelesaikan masalah di Laut China Selatan. Diplomasi politik maupun ekonomi antara China dengan India, China dengan Taiwan dan masalah Hongkong

Isu Nasional (Domestik)

Keputusan pemerintah untuk membubarkan dan melarang HTI adalah keputusan yang benar, juga tidak memperpanjang Ormas yang sepak terjangnya tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti FPI. Keputusan ini harus dilanjutkan dengan tindakan nyata yang diimplementasikan kepada seluruh rakyat Indonesia. Dengan pemberian sanksi yang tegas jika didapatkan warga negara yang terbukti menyebarkan, mengajarkan dan menjalankan ajaran ‘Khilafah”. Disamping itu aparat penegak hukum harus tegas dalam menindak Ormas yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Jangan biarkan mereka merusak tatanan, stabilitas dan keamanan yang dibutuhkan pemerintah dalam membangun bangsa dan negaranya, untuk mencapai tujuan Republik ini didirikan. Para orang tua, pendidik dan tokoh agama harus berperan dalam mengajarkan ajaran agama yang baik, saling menghormati, sehingga dapat mencetak manusia Indonesia yang berkarakter, bertanggungjawab, berbudi luhur dan yang mencintai bangsa dan negaranya.

Masalah keadilan sosial dalam hubungannnya dengan SDA mengalami kemajuan, dengan diberlakukannya UU Minerba yang baru, bahwa kegiatan operasi produksi yang sahamnya dimiliki oleh asing wajib melakukan divestasi saham sebesar 51% kepada pemerintah, dan ini sudah dimulai dari PT. Freeport.

Kemudian untuk masalah korupsi dan narkoba, Penegakan Hukum “Law Enforcement” harus benar-benar dijalankan dan dilaksanan. Persamaan di Hadapan Hukum Equality Before The Law” harus benar-benar ditaati tanpa pandang bulu. Sehingga jangan ada kesan bahwa hukum tumpul ke atas, tumpul ke samping tetapi tajam ke bawah.

Adalah Ahmed Al Thayeb, Imam Besar Al Azhar yang mengatakan bahwa Pancasila bukan hanya sejalan dengan ajaran Islam, melainkan justru dipandang sebagai esensi nilai-nilai ajaran Islam. (Republika.co.id, Jumat, 27 April 2018).

Bicara Ahmed Al Thayeb tentunya juga harus bicara dan tahu dengan “Dokumen Persaudaran Manusia Untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama”. Sebuah dokumen yang ditandangani dengan Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, pada tanggal 4 Februari 2019 di Abudabi, Uni Emirat Arab.

Inti dari dokumen tersebut tidak lain adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Jadi tidak heran jika 3 Paus yang ada di Vatikan memberikan 3 medali emas kepada Sukarno, yaitu pada tahun 1956, 1959, 1964 dan bahkan disertai pembuatan seri perangko khusus oleh Vatikan.

Demikian juga PBNU memberikan gelar kepada Sukarno adalah “Waliyyul Amri Ad Dharuri bi As-Syaukah” yang artinya Pemimpin Pemerintahan di Masa Darurat, yang disahkan dalam Muktamar NU tahun 1954 di Surabaya (Kompas.com, 21 Juni 2018).

Dan juga dengan Muhammadiyah dipertemukan dengan visi keislaman yang sama, yaitu ”Islam Berkemajuan”. (Republika.co, 15 Februari 2019).

Dengan melihat kondisi saat ini (das sein) dan kondisi yang diharapkan (das sollen), sesuai dengan cita-cita Negara Indonesia didirikan, maka ini merupakan “Momentum” kita bersama, seluruh Rakyat Indonesia dan terutama para tokoh agama, untuk menyambut, mensosialisasikan dan melaksanakan “Dokumen Persaudaraan Manusia Untuk Perdamaian Dunia Dan Hidup Bersama”, yang tidak lain adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga tujuan negara Indonesia didirikan bisa terwujud. Dengan demikian bangsa Indonesia akan dipandang, dihargai dan disegani bangsa-bangsa lain diseluruh dunia, dan Indonesia akan menjadi Mercusuar Dunia.

Ir. Ibnu Prakoso

Alumni PPRA LVIII Lemhannas RI-2018

More from Ibnu Prakoso

FollowJun 14

APA ITU EMPAT PILAR

Dari media sosial detiknews hari ini Selasa, 09 Juni 2020 memuat berita dengan judul, Ketua MPR : Almarhum Taufik Kiemas layak jadi Bapak Empat Pilar MPR. Ketua MPR-RI Bambang Soesetyo menilai sosok almarhum Taufik Kiemas pantas mendapatkan penghargaan sebagai Bapak Empat Pilar MPR-RI.

Adapun ide dan gagasan Empat Pilar dicetuskan oleh ketua MPR-RI periode 2009–2014, Taufik Kiemas sebagai tindak lanjut dari kepemimpinan Hidayat Nur Wahid sebagai ketua MPR-RI periode 2004–2009.

Empat Pilar MPR-RI sendiri terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah, etika moral serta alat pemersatu bangsa. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai konsensus yang harus dijunjung tinggi, serta Bhineka Tunggal Ika sebagai semangat pemersatu dalam untaian kemajukan bangsa. …Read more · 3 min read


Jun 13

TRISILA

Bicara Trisila (3 Sila) tidak bisa lepas dari Ekasila (1 Sila), maupun Pancasila (5 Sila), sebab ketiganya adalah utuh sebagai satu kesatuan.

Sekarang ini kita bersyukur di jaman yang penuh keterbukaan, kita bebas dan tentunya juga bertanggungjawab dalam berpendapat, mengemukakan pokok-pokok pikiran, dimana semua demi kemajuan, kemakmuran dan keadilan Bangsa Indonesia, sesuai dengan tujuan Negara Indonesia didirikan.

Situasi dan kondisi ini berbeda dengan masa pemerintahan dan kekuasaan Pak Harto, jaman Orde Baru dulu. Ada pertanyaan yang menarik untuk kita cari tahu,

Mengapa dulu “Kata” atau apa yang dimaksud dengan Trisila maupun Ekasila ini dilarang? …

Read more · 6 min read

1


Jun 13

QUO VADIS PANCASILA

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 1 Juni, kita bangsa Indonesia memperingati hari lahirnya Pancasila yang ke-75. Peringatan ini didasarkan pada sejarah dimana pada tanggal 1 Juni 1945, kata “Pancasila” diucapkan pertama kali oleh Bung Karno di dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), yang diketuai DR. (KRT) Radjiman Wedyodiningrat.

Pertanyaannya sekarang adalah:

(1) Apakah Pancasila masih relevan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini?

(2) Apakah Pancasila bisa memberikan solusi dalam menghadapi Pandemi Covid-19?

(3) Dan yang terakhir apakah Pancasila bisa digunakan oleh bangsa-bangsa di dunia sebagai alternatif ideologi untuk kesejahteraan dan keadilan umat manusia?

Untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua, maka kita sebagai bangsa bisa sejenak merenung dan tentunya membaca dan melihat sejarah, baik dari sumber pertama maupun sumber yang lain. Sebagai dasar, falsafah dan ideologi, Pancasila sampai hari ini bisa tegak dan mayoritas rakyat Indonesia mengakui dan merasakan bahwa Pancasila adalah solusi, titik temu untuk bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. …Read more · 4 min read


More From Medium

Life of a Netflix Partner Engineer — The case of extra 40 ms

Netflix Technology Blog in Netflix TechBlog

6 Clear Signs It’s Not Attraction, It’s “Paperclipping” — and Affirmations

Ashley Broadwater in Hello, Love

How I Approach the Toughest Decisions

Barack Obama

7 Things Men Mistakenly Believe Attracts Women

Ayodeji Awosika in P.S. I Love You

3 Things You Should Quit in the Next 3 Months

Sinem Günel in The Ascent

I Asked 1.7 Million People About Remote Work. Here’s What They Said

Ryan Holmes in The Helm

Understanding ProRAW

Ben Sandofsky in Halide

Why Jill Biden’s Doctoral Degree Angers People

Sarah Olson Michel

AboutHelpLegal

Get the Medium app

A button that says 'Download on the App Store', and if clicked it will lead you to the iOS App store
A button that says 'Get it on, Google Play', and if clicked it will lead you to the Google Play store
Tinggalkan komentar

Admin Blog Info

Admin blog Bayt al-Hikmah Info:

Tinggalkan komentar

Amanat Prabu Wastu Kancana

AMANAT WASTU KENCANA

Prabu Raja Wastu atau Niskala Wastu Kancana adalah putera Prabu Maharaja Lingga Buana yang gugur di Palagan Bubat pada tahun 1357. Wastu Kancana adalah satu-satunya ahli waris Linggabuana yang masih hidup,karena ketiga saudaranya telah wafat.

Menurut Kropak 630, tingkatan batin manusia dalam keagamaan adalah acara, adigama, gurugama, tuhagama, satmata, suraloka, dan nirawerah. Satmata adalah tingkatan kelima dan tahap tertinggi bagi seseorang yang masih ingin mencampuri urusan duniawi. Setelah mencapai tingkat keenam (suraloka), orang sudah sinis terhadap kehidupan umum. Pada tingkatan ketujuh (nirawerah) padamlah segala hasrat dan nafsu, seluruh hidupnya pasrah kepada Hiyang Batara Tunggal – Tuhan Yang Maha Esa. (Yosef Iskandar : 2005).

Peranan Sang Bunisora tersebut membentuk pribadi Wastu Kancana menjadi orang yang bijak dan religius. Penulis Carita Parahyangan menguraiakan bahwa :
• “Sanajan umurna ngora keneh, tingkah lakuna seperti nu geus rea luangna, lantaran ratu eleh ku satmata, nurut ka nu ngasuh, Hiang Bunisora, nu hilang di Gegeromas.” (Sekalipun umurnya masih muda namun perilakunya seperti yang sudah banyak pengalaman, sebab ratu taat kepada Satmata, mentaati pengasuh nya, Hyang Bunisora, yang mendiang di Gegeromas).


Ketika terjadi Pasunda Bubat usia Wastu Kancana baru 9 tahun dan ia satu-satunya ahli waris Prabu Maharaja yang masih hidup. Setelah pemerintahan di jalankan pamannya yang sekaligus juga mertuanya (Sang Bunisora), Wastu Kancana dinobatkan menjadi raja Sunda di Kawali pada tahun 1371 dalam usia 23 tahun…
Niskala Wastu Kancana banyak dibimbing dan diajarkan masalah kenegaraan dan keagaamaan,oleh Sang Bunisora. Ajaran tentang kesejatian hidup yang kemudian dikenal masyarakat sebagai Wasiat (wangsit) Kancana tentunya tidak terlepas dari pengaruh bimbingan Sang Bunisora, yang memang dikenal sebagai rajaresi. Di dalam Carita Parahyangan ia diberi gelar Satmata. Salah satu Wali yang diberi gelar Satmata dalam Babad Tanah Jawi adalah Sunan Giri.

Penulis Carita Parahyangan mengisahkan Kehidupan Wastu Kancana, dan bagaimana rakyat mencintainya. Uraian tersebut seolah-olah memuji-muji perilakunya, bahkan dapat dijadikan contoh generasi penerusnya. Tulisan dalam Carita Parahyangan tersebut, sebagai berikut :

Aya deui putra Prebu, kasohor ngaranna, nya eta Prebu Niskalawastu kancana, nu tilem di Nusalarang gunung Wanakusuma. Lawasna jadi ratu saratus opat taun, lantaran hade ngajalankeun agama, nagara gemah ripah. – Sanajan umurna ngora keneh, tingkah lakuna seperti nu geus rea luangna, lantaran ratu eleh ku satmata, nurut ka nu ngasuh, Hiang Bunisora, nu hilang di Gegeromas. Batara Guru di Jampang. Sakitu nu diturut ku nu ngereh lemah cai. — Batara guru di Jampang teh, nya eta nyieun makuta Sanghiang Pake, waktu nu boga hak diangkat jadi ratu. — Beunang kuru cileuh kentel peujit ngabakti ka dewata. Nu dituladna oge makuta anggoan Sahiang Indra. Sakitu, sugan aya nu dek nurutan. Enya eta lampah nu hilang ka Nusalarang, daek eleh ku satmata. Mana dina jaman eta mah daek eleh ku nu ngasuh. — Mana sesepuh kampung ngeunah dahar, sang resi tengtrem dina ngajalankeun palaturan karesianana ngamalkeun purbatisti purbajati. Dukun-dukun kalawan tengtrem ngayakeun perjangjian-perjangjian make aturan anu patali jeung kahirupan, ngabagi-bagi leuweung jeung sakurilingna, ku nu leutik boh kunu ngede moal aya karewelanana, para bajo ngarasa aman lalayaran nurutkeun palaturan ratu. — Cai, cahaya, angin, langit, taneuh ngarasa senang aya dina genggaman pangayom jagat. — Ngukuhan angger-angger raja, ngadeg di sanghiang linggawesi, puasa, muja taya wates wangenna. — Sang Wiku kalawan ajen ngajalankeun angger-angger dewa, ngamalkeun sanghiang Watangageung. Ku lantaran kayakinan ngecagkeun kalungguhanana teh.

Pada masa Wastu Kancana ada peristiwa yang cukup penting, yakni peristiwa Perang Paregreg ; masuknya pengaruh islam ke Tatar Sunda yang di bawa oleh Bratalegawa atau Haji Purwa Galuh, putra Sang Bunisora, dan tibanya Laksmana Ceng Ho di Pelabuhan Cirebon. Didalam rombongan tersebut terdapat Syekh Hasanudian yang kemudian turun di Karawang serta mendirikan Pesatren Quro.

Wasiat Wastu Kancana.
Keberadaan Wastu Kancana di Kawali ditegaskan dalam dua buah prasasti. Hal ini sekaligus juga menunjukan adanya eksistensi kerajaan Sunda di Kawali. Prasasti di Astana Gede dimaksud memuat, sebagai berikut :

Prasasti Kawali 1 :
nihan tanpa kawa-
Li nu siya mulia tanpa bha-
Gya parebu raja wastu
Mangadeg di kuta kawa-
Li nu mahayu na kadatuan
Surawisesa nu margi sa-
Kuliling bdayeuh nu najur sagala
Desa aya ma nu pa(n) deuri pakena
Gawe rahhay pakeun heubeul ja-
Ya dina buana

(yang berada di kawali ini adalah yang mulia pertapa yang berbahagia Prabu Raja Wastu yang bertahta di Kawali, yang memperindah keraton Surawisesa, yang membuat parit [pertahanan] sekeliling ibu kota, yang mensejahterakan [memajukan pertanian] seluruh negeri. Semoga ada [mereka] yang kemudian membiasakan diri berbuat kebajikan agar lama berjaya di dunia).

Prasasti Kawali 1 tentu tidak bisa dipisahkan dari Prasasti Kawali Ke 2. Intinya menjelaskan sebagai berikut :

Prasasti Kawali 2 :
Aya ma
nu ngeusi bha-
gya kawali ba-
ri pakena kere-
ta bener
pakeun na(n)jeur
na juritan.

[semoga ada (mereka) yang kemudian mengisi (negeri) Kawali ini dengan kebahagiaan sambil membiasakan diri berbuat kesejahteraan sejati agar tetap unggul dalam perang].

Isi dari prasasti kedua ditafsirkan para ahli sejarah Sunda sebagai Wangsit (Wasiat) Wastu Kencana, ditujukan kepada generasi sesudahnya. Wasiat ini berisi tentang wasiat agar selalu berbuat kebajikan (pakena gawe rahayu) dan kesejahteraan yang sejati (pakena kereta bener), konon perbuatan ini jika dilaksanakan dapat menjadikan sumber kejayaan dan kesentausaan segenap manusia. Wasiat di dalam prasasti yang kedua memiliki makna yang universal. Mungkin jika diterapkan dalam teori kepemimpinan dapat memberikan arah yang jelas bagi perilaku pemimpin dalam melaksanakan amanah sehingga dapat dicintai rakyatnya.

Pokok – pokok ajaran kesejahteraan sejati diuraikan didalam kropak 632 dan 630, dikenal dengan sebutan naskah Siksa Kanda Ng Karesyan. Naskah tersebut sama dengan ajaran tentang tetekon hirup yang dikenal dalam yang dianut Batari Hyang – pembuat parit Galunggung, bahkan masih dijadikan ajarannya resmi pada jaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran.

Menurut RPMSJB, salah satu kunci ke arah kesejahteraan sejati itu dalam kropak 630 lembar 26 dan 27 diuraikan sebagai berikut :

Teguhkeun, pageuhkeun sahinga ning tuhu,
pepet byakta warta manah,
mana kreta na bwana,
mana hayu ikang jagat kena twah ning janma kapahayu.
Kitu keh, sang pandita pageuh kapanditaanna, kreta ;
sang wiku pageuh di kawikuanna, kreta ;
sang ameng pageuh di kaamenganna, kreta ;
sang wasi pageuh dikawalkaanna, kreta ;
sang wong tani pageuh di katanianna, kreta ;
sang euwah pageuh di kaeuwahanna, kreta ;
sang gusti pageuh di kagustianna, kreta ;
sang mantri pageuh di kamantrianna, kreta ;
sang masang pageuh di kamasanganna, kreta ;
sang tarahan pageuh di katarahanna, kreta ;
sang disi pageuh di kadisianna, kreta ;
sang rama pageuh di karamaanna, kreta ;
sang prebu pageuh di kaprebuanna, kreta.
Ngun sang pandita kalawan sang dewarata pageuh ngretakeun ing bwana, nya mana kreta lor kidul wetan sakasangga dening pretiwi sakakurung dening akasa, pahi manghurip ikang sarwo janma kabeh.
(Teguhkan, kukuhkan batas-batas kebenaran, penuhi kenyataan niat baik dalam jiwa,maka sejahteralah dunia, maka sentosalah jagat ini sebab perbuatan manusia yang penuh kebajikan…
Demikianlah hendaknya.Bila pendeta teguh dalam tugas nya sebagai pendeta,akan sejahtera ; Bila wiku teguh dalam tugasnya sebagai wiku akan sejahtera ; Bila manguyu teguh dalam tugasnya sebagai akhli gamelan, akan sejahtera ; Bila paliken teguh dalam tugasnya sebagai akhli seni rupa, akan sejahtera ; Bila ameng teguh dalam tugasnya sebagai pelayan biara, akan sejahtera ; Bila pendeta teguh dalam tugasnya sebagai pendeta, akan sejahtera ; Bila wasi teguh dalam tugasnya sebagai santi, akan sejahtera ; Bila ebon teguh dalam tugasnya sebagai biarawati, akan sejahtera ; Bila pendeta teguh dalam tugasnya sebagai pendeta, akan sejahtera ; Demikian pula bila walka teguh dalam tugasnya sebagai pertapa yang berpakaian kulit kayu, akan sejahtera ; Bila petani teguh dalam tugasnya sebagai petani, akan sejahtera ; Bila pendeta teguh dalam tugasnya sebagai pendeta, akan sejahtera ; Bila euwah teguh dalam tugasnya sebagai penunggu ladang, akan sejahtera ; Bila gusti teguh dalam tugasnya sebagai pemilik tanah, akan sejahtera ; Bila menteri teguh dalam tugasnya sebagai menteri, akan sejahtera ; Bila masang teguh dalam tugasnya sebagai pemasang jerat, akan sejaktera ; Bila bujangga teguh dalam tugasnya sebagai ahli pustaka, akan sejahtera ; Bila tarahan teguh dalam tugasnya sebagai penambang penyebrangan, akan sejahtera ; Bila disi teguh dalam tugasnya sebagai ahli obat dan tukang peramal, akan sejahtera ; Bila rama teguh dalam tugasnya sebagai pengasuh rakyat,akan sejahtera ; Bila raja (prabu) teguh dalam tugasnya sebagai raja,akan sejahtera.)
Demikian seharusnya pendeta dan raja harus teguh membina kesejahteraan didunia, maka akan sejahteralah di utara barat dan timur, diseluruh hamparan bumi dan seluruh naungan langit, sempurnalah kehidupan seluruh umat manusia). [Jilid Ketiga, hal 39]
Inti ajaran Siksa Kanda Ng Karesyian sebagaimana yang dimuat di dalam kropak 630 memberikan arti bahwa Jika setiap manusia berpegang teguh kepada kebenaran dan menjalankan kewajiban sesuai dengan tugasnya masing-masing maka akan mencapai kesejahteraan sejati. Kesejahteraan sejati dimaksud meliputi kejehteraan batin dan kesejahteraan lahir. Kesejahteraan batin jika manusia tidak mengingkari kebenaran, sedangkan kesejahteraan lahir dapat diperoleh jika dalam menjalankan tugasnya dilakukan dengan cara yang jujur dan bersungguh-sungguh. Itulah yang di wasiatkan Wastu Kancana kepada generasi sesudahnya…
Wasiat tentang kesejahteraan lahir mengandung pula konsep tentang bagaimana manusia harus teguh dan memiliki dedikasi dibidang keahliannya. Konsep dan visi Wastu Kancana menurut hemat saya lebih maju dari praktek kenegaraan sekarang. Saat ini banyak orang yang bukan negarawan mengurusi masalah negara, para ahli agama banyak yang terjun menjadi politikus, banyak politikus jadi pedagang, banyak kaum pedagang jadi penentu kebijakan negara. Semuanya menyebabkan kerancuan dan menjauhkan bangsa dari kesentosaan…
Mungkin perlu direnungkan kembali tentang nilai-nilai luhur yang dinasehatkan Wastu Kancana. Nilai-nilai tersebut pernah menjadi jati diri urang Sunda. Hal nya sama dengan Naskah Darma Pitutur yang dimuat dalam korpak 630. Intinya mengajarkan, bahwa bertanyalah kepada ahlinya, serta serahkanlah suatu persoalan kepada ahlinya masing-masing. Tentang masalah keagamaan maka tanyakanlah kepada ahli agama – masalah perniagaan bertanyalah kepada ahli niaga – masalah kenegaraan bertanyaan kepada negarawan. Janganlah ahli agama turut campur memaksakan kehendak untuk mengurus negara – tukang dagang ikut-ikutan menentukan kebijakan politik, karena semua itu bukan bidangnya..
Demikian seharusnya ahli agama dan raja harus teguh membina kesejahteraan didunia, maka akan sejahteralah di utara – barat dan timur, diseluruh hamparan bumi dan seluruh naungan langit, sempurnalah kehidupan seluruh umat manusia..
Terakhir marilah kita renungkan Wasiat tersebut sebagai kearifan masa lalu. Karena : ada dahulu ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini. Bila tidak ada masa silam maka tiada masa kini. Ada tonggak tentu ada batang. Bila tak ada tonggak tentu tidak ada batang.Bila ada tunggulnya tentu ada catangnya….
Hana nguni hana mangke –
Tan hana nguni tan hana mangke –
Aya ma baheula hanteu teu ayeuna –
Henteu ma baheula henteu teu ayeuna –
Hana tunggak hana watang –
Hana ma tunggulna aya tu catangna.

1 Komentar

Balkanisasi NKRI oleh CIA Mossad dan M16

Tinggalkan komentar

Geopolitik Mutakhir

Buat kawan-kawan Nasionalis yang masih belum bosan membela Jokowi, silahkan simak benang merah konspirasi politik di bawah ini.

Apa yang nampak di permukaan hanya sebagian hal saja, namun kepingan “puzzle” yang disatukan dari berbagai sumber, bisa menjadi bahan perenungan untuk perjalanan ke depan bangsa ini.

Sengkarut Politik semenjak hadirnya Jokowi hingga hari ini bukan tiba-tiba datang dari langit. Namun dari “langitlah” Jokowi dilindungi dan dijaga hingga hari ini dan kelak.

Silahkan disimak, dibaca pelan2 sampai akhir, meski panjang tetapi inilah kenyataan di bawah permukaan yang tidak sebagian kita mengetahuinya. Logis, lugas dan akurat.

Selamat membaca

  1. Mengapa Prabowo ingin jadi Presiden? Tanya saya kepada teman kemarin waktu bertemu di Restaurant Metropolis Hong Kong. Teman ini saya kenal baik karena bisnisnya ada hubungan dengan Prabowo. Bukan hanya ingin tapi berambisi. Tahu kan, apa itu ambisi? Sesuatu yang sangat diharapkan dan untuk itu akan diperjuangkan dengan at all cost, katanya.
  2. Tapi apa motivasinya? Apakah benar karena ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara? tanya saya. Teman itu dengan tersenyum mengatakan kepada saya bahwa motivasi utamanya adalah karena dendam masa lalu.
  3. Yang harus diketahui bahwa Prabowo lahir dari keluarga elite dan intelek. Ayahnya Soemitro Djojohadikusumo, dikenal sebagai Begawan Ekonomi dan kakeknya, Raden Mas Margono Djojohadikusumo, anggota BPUPKI, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua DPA pertama. Jadi baik kakeknya maupun ayahnya adalah bangsawan dan cendekiawan.
  4. Walau masa remajanya banyak diluar negeri karena harus mengikuti ayahnya yang buronan politik Orla rezim Soekarno namun ketika berangkat dewasa Prabowo berada di Ring-1 kekuasaan Soeharto. Karena ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo sebagai arsitek pembangunan ekonomi Orde Baru, tentu sangat dipercaya oleh Soeharto.
  5. Alasan rasa hormat Soeharto kepada Soemitro lah yang meminta agar putranya, Prabowo menjadi menantunya. Sejak itu Prabowo menjadi menantu dari orang nomor 1 di negeri ini dan berkuasa dengan sangat otoriter. Karier Prabowo di militer sudah dapat ditebak. Ia menjadi raising star. Pangkatnya naik cepat dan mendapat kedudukan terhormat di Militer.
  6. Sebagai anak bangsawan dan cendekiawan, dan tumbuh berkembang sebagai menantu Presiden, secara psikologis telah membuat Prabowo menjadi orang yang sangat tinggi pride nya. Rasa bangga dirinya sangat tinggi. Dia tidak pernah siap untuk dilecehkan atau dikecilkan oleh orang lain.
  7. Chaos Mei 1998 yang membuat Soeharto harus lengser dan sampai kini masih menjadi awan gelap siapa dibalik chaos itu. Siapa yang paling bertanggung jawab atas chaos Mei 1998?
  8. Yang pasti setelah itu Prabowo diberhentikan oleh Panglima ABRI. Mungkin seumur negeri ini hanya Prabowo satu satunya Perwira Tinggi TNI yang diberhentikan oleh TNI. Namun kebijakan TNI tetap berlaku umum bahwa masalah internal TNI hanya TNI yang tahu. TNI tidak pernah membocorkan alasan pemberhentian Prabowo. Ini sudah menjadi tradisi militer, tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara lain.
  9. Namun yang pasti pemberhentian itu berkaitan dengan doktrin TNI patuh kepada pemimpin Nasional yang juga menjadi kehormatan bagi seluruh prajurit TNI. Justru karena pemberhentian sebagai Pati TNI itu membuat Prabowo sakit hati dengan atasannya. Namun dia tidak berdaya untuk melawan karena memang tidak punya nyali seperti Qaddafi sang Kolonel yang mengkudeta Raja Idris di Libya.
  10. Prabowo memilih untuk menerima dan menjauh dari hiruk pikuk politik. Dia pergi ke Yordania membantu usaha adiknya (Hashim Djojohadikusumo). Kebetulan Raja Yordania, Abdullah II adalah sahabat Prabowo dulu waktu ikut training di Fort Banning yang dikenal sebagai lembaga pendidikan militer paling bergengsi di Amerika Serikat yang khusus mencetak pasukan ahli teror kota dan perang kota.
  11. Menurut teman saya bahwa Hashim lah yang memotivasi Prabowo untuk mendirikan partai dan mencalonkan diri sebagai Presiden. Ini diajukan oleh Hashim setelah dia dijebak Sandiaga Uno dan Edwin Suryajaya (adik dari Edward Suryajaya, Bendahara Golkar) lewat skema Hostile Takeover dan akhirnya kalah dengan terpaksa melepas bisnis Tambang Batu Baranya di PT Adaro. Kasus ini sempat digelar di Pengadilan Singapore dan akhirnya Hashim kalah. Hashim dendam dengan kekalahan ini. Prabowo juga dendam dengan dia tersingkir sebagai Pati TNI, dan karenanya setuju dengan ide Hashim. Mungkin faktor dendam lebih dominan. Demikian teman saya menyimpulkan.
  12. Sejak partai Gerindra didirikan, Hashim bertindak sebagai financial resource bagi Prabowo. Tahun 2009 pasangan Mega-Prabowo tidak berdaya menghadapi SBY yang didukung oleh ARB. Hashim tahu bahwa kekalahan Mega-Prabowo sama dengan kekalahannya atas Adaro. Semua karena ada harimau besar dibalik ARB yaitu Nathaniel Philip Rothschild (Nat).
  13. Nat adalah anggota dari keluarga terkaya Yahudi. Buyutnya bernama Mayer Amschel Bauer Rothschild merupakan penggerak utama Zionist dan pendana terjadinya migrasi besar besaran bangsa Yahudi dari seluruh dunia kembali ke Tanah Palestina, dan akhirnya terbentuklah Negara Israel.
  14. Nat sendiri dikenal sebagai konglomerat tambang terbesar didunia. Buyutnya juga adalah pendiri bursa emas di London dan pendiri the Fed (Bank Central Amerika). Nat didukung oleh sumber pendanaan Yahudi dari hasil menguras SDA di seluruh dunia, seperti Abu Dhabi Investment Council, Schroders Investment Management Limited, Standard Life Investments, Taube Hodson Stonex LLP, Artemis Investment Management LLP, dan Robert Friedland. Menurut cerita kalangan Fund Manager dunia, sumber pendanaan Nat itu assetnya lebih besar dari GNP Amerika. Jadi benar-benar the real power.
  15. Pada September 2012 Hashim kali pertama bertemu dengan Nat di Restaurant Belvedere yang berada di Holland Park, London. Pertemuan keduanya ‘dicomblangi’ oleh teman Hashim yaitu Robert Friedland seorang konglomerat tambang AS dan pemegang saham terbesar di beberapa lembaga keuangan di Eropa dan Amerika. Setelah itu Hashim bergabung dengan Nat. Penyebabnya karena Nat bertikai dengan sohibnya ARB di Bumi Resource PLC yang listed di Bursa London.
  16. Nat menguasai saham Bumi Resource PLC melalui anak perusahaannya bernama Vallar. Awalnya ARB dimanfaatkan oleh Nat untuk menguasai tambang batu bara di Indonesia dan karenanya Nat mendukung SBY sebagai Capres tahun 2004, dimana ARB di belakang SBY. Kelihatannya awal pertikaian antara ARB dan Nat terjadi ketika ARB telah menjadi Ketua Umum Golkar dan bermitra dengan China Investment Corporation (CIC). ARB tidak lagi sebagai loyalis Nat karena sudah di back up oleh CIC. Dia ingin bersama CIC menguasai tambang batu bara di Indonesia dan mendepak Nat di Bumi Resouce PLC, dan tentu ingin menguasai Freeport karena PT Bumi Resource juga adalah pemegang saham Freeport. Itu sebabnya ARB menggunakan Golkar sebagai kendaraan untuk menjadi Presiden RI.
  17. Nat tidak bisa menerima sikap ARB tersebut. Maka perang tidak bisa dielakkan. Awalnya ARB tersingkir dari Bumi Resource PLC namun ARB melawan. Setelah 13 bulan peperangan berlangsung, berakhir dengan ARB berhak menguasai kembali PT Bumi Resource namun harus membayar sebesar U$ 501 juta. Mungkin karena inilah ARB harus rela mendukung Prabowo sebagai Capres.
  18. The Actual Winner is Rothschild Family. Ya bagi ARB dan Hashim, kekuasaan formal tidaklah penting, yang penting adalah UANG. Dengan uang maka kekuasaan bisa diperalat. Ingat apa kata Mayer Amschel Bauer Rothschild “Give me control of a nation’s money and I care not who makes it’s laws”.
  19. Kini Hashim dan ARB akan menjadi settlor dari Rothschild untuk mendukung Prabowo jadi RI-1. Bersamanya juga ada barisan Partai berbendera Islam yang ikut bergabung untuk menjadi icon melawan kekuatan ideologi kaum Marhaen (sosialis nasionalis). Rothschild membeli jiwa mereka semua dengan uang dan mereka loyal karena itu … tentu untuk kepentingan Rothschild, bukan kepentingan nasional apalagi kepentingan agama.
  20. Teman saya dengan sinis berkata kepada saya “Yeah, I do know about the Rothschild’s. So what? What the hell is your point? You don’t think that having control of the money is more power than making laws? If you control all the money do you not have the maker of laws at your disposal? The only thing you would fear is a socialist in power”.
  21. Makanya PDIP harus tidak boleh berkuasa, kemenangan Jokowi adalah nightmare bagi capitalism …
    Tambahan kuliah malam tahun ini. Mungkin nyambung ya.
    Mohon Serius Doakan NKRI Khususnya Jokowi
    Perlawanan Kapitalis Kroni pada Jokowi
    Skandal Melengserkan Jokowi
    [Kultweet @Joxzin_Jogja]
  22. Semua analisis terkait aksi 411 dan Pilkada DKI hanya menekankan soal revivalis gerakan Islam radikal. https://t.co/DQMeJF3Stf
  23. Sangat sedikit analisis yg mengarah pada penjelasan modus ekonomi politik dibalik berbagai aksi yg menyerang legitimasi Jokowi.
  24. Semuanya dimulai dari keseimbangan baru dari kemenangan Jokowi dalam pilpres 2014.
  25. Siapapun tak menyangka Jokowi akan sanggup menandingi Prabowo yg didukung kekuatan oligarki bisnis besar di Indonesi.
  26. Dukungan oligarki bisnis ke Prabowo tidak bisa terlepas dari patron2 politik mereka yg merapat ke kubu Prabowo.
  27. Ini signal bahwa oligarki bisnis yg berpatron 10 tahun ke SBY akan berada di kubu Prabowo. https://t.co/BpELPgeq1P
  28. Selain itu ada Aburizal Bakrie, ada Hasyim Djojohadikusumo, Harry Tanoe, dan dinasti Cendana. https://t.co/0G0epmF9m4
  29. Jaringan bisnis yg berpatron pada para Jenderal juga banyak berada di kubu. Prabowo https://t.co/87yA4T2qt3
  30. Praktis, sebagian besar konglomerat kelas kakap merapat ke Prabowo. Prabowo jadi jagoan oligarki bisnis besar.
  31. Dengan kekuatan modal yg besar, Prabowo yg disokong oleh sebagian besar konglomerat kelas kakap berada di atas angin.
  32. Dana kampanye Prabowo tidak terbatas ditambah dengan sokongan diam-diam dari Cikeas. https://t.co/ck3T9Zkmd4
  33. Kekalahan Prabowo dalam Pilpres membuyarkan harapan mereka.
    Mereka mulai bermanuever.
  34. Segala cara dilakukan untuk merapat ke Jokowi. Pintu utk masuk dicari, tapi Jokowi tetap lempeng.
  35. Kepentingan kroni-kroni lama dibabat habis oleh Jokowi, mulai dari Mafia Migas sampai Mafia impor. https://t.co/S1bQZWC5i3
  36. Selain itu kaki-kaki para patron juga dipotong, sehingga patron politik juga kelimpungan.
  37. Bakrie kelimpungan dengan bisnisnya Lapindo-Brantas harus bayar dana talangan. TV One jadi lebih banyak siaran sinetron
    Pasang Surut Kuasa Politik & Bisnis Bakrie: 2003-05 vs 2014-15. https://t.co/i6Jd7cpBoz
  38. Hasyim sudah tidak mau lagi membiayai kegiatan politik kakaknya, mas Prabowo.
  39. Sehingga jaringan kroni Prabowo juga berupaya mengais dari jatah impor daging dan gula. https://t.co/cHJokhiMUA
  40. Artinya aktivitas bisnis kroni sangat tergantung pada patron politiknya Ketika patron tersungkur, bisnispun ikut tersungkur.
  41. Dalam kondisi seperti itu, strategi yg digunakan adalah mundur selangkah untuk terus mencari cara jungkalkan Jokowi.
  42. Ical Bakrie akhirnya nyerah sebagai veto player di Golkar.
  43. Konstelasi di Golkar akhirnya diserahkan ke elite Golkar di rezim Jokowi: JK dan Luhut B. Panjaitan. https://t.co/00BN9xBBoM
  44. Prabowo pun lebih dekat dengan LBP. Sehingga berapa kepentingan Prabowo bisa tetap diakomodasi.
  45. Dengan cara merapat ke pilar-pilar kekuasaan, mereka berharap tetap mendapatkan sumber ekonomi untuk biayai aktivitas politiknya. https://t.co/SB0kIHHphN
  46. Inilah yg menghidupkan mereka untuk selanjutnya mulai bermanuever untuk goyang-goyang rezim Jokowi.
  47. Banyak orang SBY dan Prabowo diantaranya masih bersembunyi jadi komisaris-komisaris di BUMN sampai sekarang Kemen BUMN.
  48. Dan dengan tantiem (pembagian bonus ke manajemen) Komisaris2 itu digunakan untuk membiayai aksi2 oposisi. https://t.co/93m8HATwJq
  49. Artinya berbagai aksi itu dibiayai dengan rente ekonomi dari para elite. Dan mereka menunggu durian runtuh apabila aksi mereka itu berhasil.
  50. Jadi aksi-aksi itu punya basis material di elite yg tidak puas pada kepemimpinan Jokowi.
  51. Elite politik yg tidak puas pada kepemimpinan Jokowi menggalang pengusaha kroni mereka untuk biayai aktivitas politiknya.
  52. Mereka pernah merancang rapat diatas sebuah kapal pesiar, merancang turunnya Jokowi paling lambat 2 tahun stlh dilantik Presiden.
  53. Transisi kekuasaan diatur Jokowi akan dilengserkan diganti dengan Pak_JK
    Rancangan awalnya melalui jalur konstitusional lewat Parlemen (DPR).
  54. Setelah 2 tahun, Jokowi tidak jatuh juga. Dicari cara baru untuk jatuhkan Jokowi.
  55. Momentumnya tersedia menjelang pilkada DKI. Politisasi agama dilakukan secara masing.
    Aksi massa digerakan untuk menekan Jokowi.
  56. Pada saat yg bersamaan tentara didorong dorong mengambil alih kekuasaan.
    https://t.co/igKDLHwvux
  57. Jokowi bergerak cepat, garis batas ditarik dengan tegas sehingga momentum pengambilalihan kekuasaan bisa menyurut.
  58. Gagal dengan skenario pengambil-alihan kekuasaan dengan gunakan massa dengan disokong tentara, skenario bergeser lagi.
  59. Jokowi praktis punya waktu 1,5 tahun sebelum proses pemilu 2019 mulai digelar.
    Pengambilalihan kekuasaan tidak akan berhasil.
  60. Mereka mulai merancang skenario baru utk mengalahkan Jokowi, yg mengulang skenario mengalahkan Ahok.
  61. Dalam hal prestasi Ahok sangat populer dan disukai. Sebagian besar warga puas dengan kinerja Ahok. https://t.co/Kx8IjNvV9g
  62. Walaupun tingkat kepuasannya tinggi tapi Ahok bisa ditumbangkan dengan gunakan politisasi agama. https://t.co/IHQ379e2GD
  63. Skenario Jakarta inilah yg akan digunakan utk melawan Jokowi mulai dari sekarang.
  64. Politisasi agama mulai digulirkan di masjid-masjid untuk menyerang Jokowi.
    https://t.co/HwmTBygnwT
  65. Jokowi disebut sebagai antek China dan keturunan PKI Ini akan gencar dilakukan sampai 2024. https://t.co/4eGKFxp4L
  66. Konglomerat hitam dan oligarki bisnis itu menunggu waktu untuk kembali berkuasa.
    https://t.co/3MA5Jucv1y
  67. Konglomerat hitam dan oligarki bisnis itu masih tetap ingin berkuasa dengan memanfaatkan patron2 politik yg masih suka berburu rente.
  68. Dan yg perlu diperhatikan sederek sedoyo…..
    Hati-hati dibalik serigala berjenggot ada kekuatan hitam yg tetap ingin berkuasa
  69. Mereka tidak peduli dengan jualan NKRI ber-syariah atau apalah itu, karena yg penting bagi mereka pundi-pundi uang mereka tetap terisi.

Matur nuwun sederek sedoyo masyarakat twitterland.
Ada 9 Naga, membayar 9 Onta utk membodohi 9 juta Keledai
Jika kita diam, Indonesia habis!!

Tinggalkan komentar

Launching MDHW TV

Indopos.co.id – Untuk mengenang jasa besar para kiai dan pahlawan yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan 1945, Pengurus Besar (PB) Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) mengadakan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020, di kantor PB MDHW Jalan Tegal 2A Menteng Jakarta Pusat, Senin (16/11/2020). Acara MDHW ini mengikuti protokol kesehatan yang ketat.

Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon Mempersembahkan Peringatan Hari Pahlawan dan Launching MDHW TV, 16.11.2020. Lahirnya Momentum Transformasi Digital Sebagai Instrumen Dakwah & Kebangsaan

Selain diisi rangkaian kegiatan peringatan mengenang jasa para pahlawan, juga diadakan do’a bersama, selanjutnya MDHW juga akan melaunching saluran MDHW TV.

Menurut Kyai Haji (KH) Musthofa Aqil Siroj launching MDHW TV adalah sebagai gerakan sosial dan dakwah keagamaan untuk terus menguatkan kiprah dan eksistensi perjuangan ke depan, khususnya di era digital 4.0 saat ini.

“MDHW dituntut untuk mampu beradaptasi, sebagai jawaban atas tantangan zaman dan menjangkau lebih luas segenap lapisan dan segmen masyarakat,” ujarnya.

KH Musthofa menambahkan, MDHW TV berorientasi menjadi jembatan dan alat untuk terus mendengungkan prinsip-prinsip tersebut hingga menjadi visi kebangsaan bagi semua elemen bangsa. Melalui program-program MDHW TV diharapkan tercipta pemahaman yang mengedepankan kasih sayang (rahmah), perdamaian (salam), toleransi (tasamuh).

Dengan slogan Dakwah dan Kebangsaan, MDHW TV akan menjadi media untuk membawa misi kebersamaan dalam membangun dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan nilai ke-Islam-an yang akan menjadi rahmat bagi semua. Dengan landasan cinta tanah air sebagai bagian dari keimanan Hubbul Wathon Minal Iman.

“Melalui momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020 Majelis Dzikir Hubbul Wathon kembali membulatkan tekad untuk terus mengobarkan semangat juang dalam penguatan ideologi negara, dan membangun harmoni dalam keberagaman,” tambah KH. Musthofa.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Pol Boy Rafli Amar menyampaikan harapan MDHW TV dapat menyajikan informasi yang penuh semangat Islam moderat dan menggelorakan warisan para leluhur kita yaitu hubbul wathon minal Iman.

“Sekarang banyak kelompok yang mengedepankan kepentingan pribadinya dan menyingkirkan kepentingan bangsa dan negara. Semoga MDHW TV menjadi media terdepan untuk mengingatkan adanya paham radikal intoleran di negara yang kita cintai ini. Yang menyebarkan islam yang jauh dari warisan leluhur para ulama terdahulu dan cita-cita pendiri bangsa,” ungkap Boy Rafli, dalam sambutannya pada acara itu.

Sedangkan, Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN Wawan H Purwanto dalam sambutannya menyampaikan munculnya MDHW TV ini bisa menjadi sarana pembinaan umat. Karena media online jangkauannya luas sampai luar negeri. Dia berharap MDHW TV menjadi televisi rujukan islam moderat dan modern.(mdo)

Sumber Primer:

https://indopos.co.id/read/2020/11/17/263450/majelis-dzikir-hubbul-wathon-launching-mdhw-tv/

Ahmad Y. Samantho (Waka Barikade Gus Dur Bogor Raya)

Tinggalkan komentar

Bangsa Jepang turunan Nusantara Sundaland

Tinggalkan komentar

MEMULIAKAN AHLUL BAIT DALAM BUDAYA NUSANTARA

MEMULIAKAN AHLUL BAIT DALAM BUDAYA NUSANTARA

Berdasarkan buku Masuknya Islam ke Timur Jauh yang ditulis oleh peneliti sejarah terkenal tahun 1950an, seorang mufti dari Malaysia, bernama al Habib Alwi bin Thahir al Hadad, disebutkan pada tahun 681 M hingga tahun 700an Masehi pasca peristiwa karbala, telah terjadi gelombang hijrah kaum syiah Islam yang cukup besar ke berbagai kepulauan Nusantara dan Asia Tenggara. Gelombang hijrah ini terjadi karena tekanan dan pembunuhan penguasa Bani Umayyah dan Abbasiyah kepada keturunan Bani Hasyim dan kaum Syiah ahlul bait.

Tekanan dan pembunuhan ini terjadi karena keturunan keluarga Bani Hasyim dan kaum syiah tidak terima dengan peristiwa tragis yang dialami Imam Husein dan keluarga nabi di Karbala, yang menyebabkan syahidnya keturunan nabi dari jalur Imam Husein kecuali imam Ali Zainal Abidin yang pada saat itu telah berputra Imam Muhammad al Bagir yang masih berusia 3 tahun. Kaum Syiah melakukan protes di berbagai wilayah kekuasaan bani Umayyah, peristiwa ini menyebabkan penguasa wilayah melakukan perburuan dan pembantaian kaum syiah dan keturunan keluarga nabi dimanapun mereka berada tanpa pandang bulu. Semua keturunan nabi dan para pengikutnya baik yang melakukan tindakan protes atau tidak mendapat perlakuannyang sama, mereka dikatakan syiah rafidhoh dan harus dibunuh, kaum wanita dan anak-anak diperbudak.

karena alasan inilah akhirnya kaum syiah hijrah ke negeri2 yang jauh seperti Cina, Indonesia (Hindia) dan India (Bharat). Hijrahnya kaum Syi’ah ini bisa dibuktikan bukan hanya catatan tertulis tapi juga telah meninggalkan berbagai tradisi yang masih bisa dilihat hingga saat ini, diantaranya;

  1. TRADISI MEMBANGUN MAKAM

Tradisi membangun makam/makam berbentuk rumah/pada masa lalu bentuknya persis bangunan candi, bisa diliat di beberapa bangunan makam yg masih ada sampai saat ini.

  1. TRADISI MEMULIAKAN ALI

Tradisi memuliakan Sayyidina Ali bisa dilihat hingga saat ini dalam bentuk benda, do’a, dan berbagai peringatan. cth tradisi memuliakan Ali dlm btk benda: baik jawa barat/tengah cincin disebut dengan ali/ali-ali, penyebutan ini terkait dengan tafsir penunjukkan pemimpin yang bersedekah dengan cincinnya ketika sholat yaitu imam Ali

  1. TRADISI KHAUL/PERINGATAN KEMATIAN.

Tradisi 40harian sd 1000harian, tradisi 40 hari diambil dari kembalinya keluarga nabi ke karbala utk menguburkan jasad para syuhada setelah 40hari, setlh sblmnya menjadi tawanan Yazid.

  1. BARZANJI, MARHABÀ, DIBA’I & KENDURI

Barzanji, Marhabà, Diba’i adalah puji-pujian yang persembahkan kepada Nabi dan keluarganya, biasanya dilakukan pada acara-perayaan Maulid, pernikahan, syukuran dan sebagainya. Khusus kenduri, sangat nyata dipengaruhi oleh tradisi Syiah. Karena dipungut dari bahasa Persia, Kanduri, yang berarti tradisi makan-makan untuk memperingati Fatimah Az-Zahrah, putri Nabi Muhammad Saw.

  1. PENYEBUTAN SURO UNTUK BULAN MUHARRAM

Di Jawa tengah, sebetulnya jawa barat juga sama, awal bulan pada kalender Jawa di sebut SURO, diambil dari kata Asyuro = hari ke 10, kalender Jawa diadaptasi dari kalender hijriyyah, digunakan sejak masa jauh seblm sultan Agung, cuma dlm sejarah disebut sultan agung yang mulai

  1. TRADISI MENGITARI BENTENG KERATON

Tradisi mensucikan diri dan mengitari benteng keraton (Keraton = Ibu kota wilayah yang dikelilingi benteng bukan istana) pada mlm 8-9 Asyuro dengan membawa obor, pada masa lalu tradisi ini bersamaan dengan mematikan lampu2 (obor2) pada rumah2 mereka, yang pertama kali melakukan tradisi ini adalah kaum tawabin (kaum yg bertaubat) sebagai tanda penyesalan mereka telah meninggalkan Imam Husein di padang Karbala

  1. PANJI ATAU BENDERA DENGAN SIMBOL YANG TERKAIT DENGAN SAYYIDINA ALI

Panji2 wilayah, Bendera yang tersebar di berbagai wilayah di nusantara pada masa lalu umumnya bergambar pedang Dzulfiqar, Singa atau harimau. Dzulfiqar adalah pedang bermata 2 milik Rasulullah saw yang dihadiahkan kepada Imam Ali. Singa adalah sebutan atau gelar Imam Ali yang dalam bahasa Arabnya di sebut HAIDAR.

  1. KISAH LISAN DAN TULISAN YANG TERKAIT DENGAN AHLULBAIT

Tradisi kisah2 lisan yang terkait dengan ahlulbait, seperti kisah Imam Ali bertemu tokoh-tokoh pemimpin Nusantara, yang diturunkan dari generasi ke generasi, nama tokoh yang diambil dari nama nabi dan keluarganya seperti; Muhammad, Abdullah, Hasan, Husein, Baqir, Fatimah dan sebagainya

  1. SIMBOL ANGKA 5, 7, 12, 14 YANG TERKAIT DENGAN AHLULBAIT

Warisan bangunan masjid yg masih asli memakai simbol ahlul bait; soko guru 5, atapnya rata2 berundak 5, jendela 12, kalau masjid kuno yg direnov masih mengikuti bentuk aslinya bagian2 bangunan yg sy sebut masih ada, seperti beberapa masjid kuno di jakarta,,

  1. ARAK-ARAKAN HAYOK TABUI

Di Pariaman, Sumatera Barat, misalnya, ada tradisi arak-arakkan yang dinamakan “Hayok Tabui” pada setiap Muharram. Tradisi ini sangat kental dipengaruhi oleh Syiah ketimbang Sunni. Arak-arakan semacam itu dikenal di kalangan muslim Syiah sebagai peringatan terhadap tragedi berdarah yang menimpa cucu Nabi Muhammad Saw, Sayyidina Husain.

  1. TRADISI GREBEG SURO

Dalam tradisi Jawa “Grebeg Suro” juga ditemukan adanya pengaruh Syiah. Kebiasaan orang Jawa yang lebih menganggap Muharram sebagai bulan nahas merupakan pengaruh dari Syiah yang juga menganggap Muharram sebagai bulan nahas dengan meninggalnya Sayyidina Husain. Karenanya, orang-orang Jawa berpantang menggelar perayaan nikah atau membangun rumah pada bulan “Suro” atau Muharram.

  1. BUBUR BEUREUM BODAS (BUBUR MERAH PUTIH) ATAU BUBUR SURO

Di tatar Sunda, pada bulan Muharram dikenal tradisi mengadakan bubur “beureum-bodas” (merah-putih), dan dikenal dengan istilah bubur Suro. Konon, “merah” pada bubur perlambang darah syahid Sayyidina Husain, dan putih perlambang kesucian nurani Sayyidina Husain.

  1. TABUT ATAU TABOT

Di Bengkulu, pengaruh Syiah terlihat melalui tradisi Tabut atau Tabot. Tradisi ini bertujuan untuk memperingati peristiwa di Karbala ketika keluarga Nabi Muhammad SAW dibantai. Setiap tahun, tabot dihelat sejak 1-10 Muharam.
“Mereka merekonstruksi tragedi Karbala dengan rentetan drama kolosal,” ucap cendekiawan Jalaluddin Rakhmat, seperti dilansir Tempo.

  1. YASINAN ORANG MENINGGAL

Jalaluddin Rakhmat mengatakan, penganut Syiah mempunyai kebiasaan menggelar yasinan untuk memperingati hati kematian seseorang. Mereka juga berziarah ke makam untuk mendoakan orang yang telah meninggal. “Kebiasaan itu diikuti pemeluk Islam, meski tak menganut Syiah,” ucap Jalaluddin Rakhmat.

  1. ZIARAH KUBUR KE MAKAM ULAMA UNTUK MENDAPAT KEBERKAHAN

Ziarah ke makam ulama untuk mendapat keberkahan di lakukan karena keyakinan bahwa orang yang meninggal di jalan Allah SWT, baik itu dalam peperangan atau seorang ulama maka sesungguhnya mereka hidup disisi Allah dan mendapat rezeki yang melimpah (Qs Ali Imran 169,170)
Kebiasaan/tradisi ziarah kubur dan bentuk makam muslim berupa bangunan makam di Indonesia juga dipengaruhi tradisi ziarah kaum Syiah, karena tradisi membaca do’a yang cukup panjang di area makam. Tradisi bangunan makam juga merupakan tradisi agama tauhid karena ritual ziarah dan membaca do’a untuk leluhur/ulama/pemimpin yang diagungkan pada masa hidupnya. Tradisi bangunan makam ini juga meneruskan tradisi leluhur nusantara yang beragama tauhid.

  1. REBO WEKASAN

Rabu Wekasan adalah peringatan yang dilakukan pada rabu terakhir bulan Safar. Peringatan ini di lakukan untuk mengenang wafatnya Rasulullah saw pada hari Rabu tanggal 28 Safar 632 M. Tradisi Rabu Wekasan telah dilaksanakan oleh penduduk Indoanesia sejak ratusan tahun lalu, hingga banyak yang tidak lagi mengetahui makna sedih di balik peringatan tradisi Rabu Wekasan.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku teringat tradisi Rebo Wekasan saat berada di masjid Syiah di San Antonio Texas. Menurut Dahlan, saat kecil dia sering melihat warga Tegalarum, Magetan melakukan tradisi Rebo Wekasan setiap tanggal 10 Muharam.
Selalu ada gentong ditaruh di atas kursi. Di halaman masjid, berisi penuh air. Di dalamnya ada kertas. Bertulisan Arab pegon, Arab gundul. Tidak ada tanda bacanya. Orang desa menyebutnya rajah atau jimat. “Setelah tengah hari orang-orang bergilir ke gentong itu. Ambil airnya. Untuk diminum. Bapak saya bercerita: acara itu untuk mengenang meninggalnya Sayidina Hussein,” demikian dikatakan Dahlan Iskan seperti dikutip dari laman http://www.disway.id, Jumat (8/6/2018).
“Tidak ada yang tahu kalau itu tradisi Syiah. Bahkan kami tidak tahu kalau ada aliran yang disebut Syiah. Kami ini tahunya hanya NU, Muhammadiyah, Persis, Syathariyah, Nahsabandiyah, Qadiriyah. Setelah dewasa baru tahu ada Syiah, Wahabi, Khawarij dan seterusnya. Dari buku,” pungkas Dahlan.

  1. TARI SAMAN ACEH (KARBALA)

Tarian ini di ciptakan oleh Syekh/Ulama Aceh Gayo yang bernama Saman pada abad ke-14. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Tarian saman dimulai dengan tampilnya seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) dengan memberi nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair dibacakan secara bersama dan berkesinambungan, para penari terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Tarian ini di lakukan dengan cara menepuk dada dan menepuk tangan secara bergantian hingga terdengar suara yang khas. Menepuk dada atau kepala adalah tradisi bangsa Arab dan Persia ketika ada peristiwa duka, dan hingga saat ini tradisi menepuk dada masih bisa dilihat ketika memperingati hari2 duka wafatnya Rasul saw dan tragedi di bantainya keluarga nabi di Karbala pada hati ke 10 Muharram atau Asyura. Melihat pesan dakwah yang kuat, pada masa sekarang tarian ini hanya diselenggarakan pada saat peringatan Islam penting seperti Maulid dan peringatan syahidnya Imam Husein pada hari Asyuro, tanggal 10 Muharram

  1. KALIMAT UMPATAN “HARAM JADAH/JA’DAH”

Kalimat ini terkenal di negeri-negeri Melayu hingga ke India dan persia dengan kalimat yang sama. Arti harfiah kalimat ini adalah celakalah Jadah/Ja’dah. Kata Jadah berasal dari nama istri Imam Hasan Ja’dah binti Ash ath bin Qais, yang telah meracuni Imam Hasan atas suruhan Muawiyyah dengan iming2 harta. Kalimat umpatan ini berasal dari tradisi kaum Syiah Ahlulbait melaknat para pembunuh keluarga nabi, diantaranya adalah istri Imam Hasan ini.

  1. TRADISI WARISAN SYIAH IMAMIYAH DI BUTON

Di Buton terdapat beberapa tradisi yang sangat erat hubungannya dengan ajaran Ahlul bait, tradisi ini terlihat dalam upacara adat, pemilihan kepala desa, nama atau sebutan tradisi ini dalam bahasa Buton di antaranya; Kawarande niburi (kain kafan yang bertuliskan 1000 sifat2 Allah SWT atau Kafan Jausyan Kabir), Sara Ompulu rua kaluluno (Imam 12), Peringatan Kadiri (sebutan untuk peristiw Al Ghadir, yaitu peristiwa penunjukkan Imam Ali sebagai wasi’ atau wakil Rasul saw setelah beliau wafat yang terjadi pada tanggal 18 Dzulhijjah setelah haji Wada’ Rasul saw. Peristiwa ini terjadi di suatu tempat perbatasan antara Mekkah, Madinah bernama Ghadir Khum),
Maata’a (Ma’tal/Ma’tam = runtunan peristiwa/kisah pada masa nabi dan para Imam as yang di baca dengan cara di lagukan), Kunu (Kamis Kelabu = peristiwa ketika nabi saw sakit, dan meminta pena dan kertas untuk menukiskan wasiat, namun di abaikan oleh Umar bin Khatab karena mengira nabi mengigau, hadits ini ma’ruf dan terdapat dalam kitab Buchari dan Muslim), Pialoa (Haul = peringatan kematian), Wuta akopono (Kisah segenggam tanah/Asyuro), Benteng Wolio (Wilayah Hizbullah), Buton (Butun=perut/kandungan: Kandungan ilmu ma’rifat), 3 Ma’rifat; Ma’rifattullah, Ma’rifat Nubuwah, Ma’rifat Imamah) itulah sebabnya di buton mengenal struktur Imam Desa, Imam Kampung dst.). dan semua itu memiliki kitab tersendiri dengan bahasan panjang.
Istilah siolimbona ( rahasia 9 dari sulbi Husain, 9 keturunan Imam Husein yang menjadi Imam penerus), Marabat 7 (Rahasia 7 nama agung), Mia ngkaila-ila (Al Ghaibah/Al Mahdi), Batata melalui arwah (do’a tawasul atau wasilah Rasullullah).

  1. TRADISI NYANGKU DI PANJALU, CIAMIS

Nyangku adalah upacara adat yang dilaksanakan di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Upacara Nyangku diadakan setiap bulan Rabi’ul Awal/bulan Maulid untuk merayakan kelahiran nabi Muhammad saw dan mengucap syukur kepada Prabu Sanghyang Borosngora yang telah mengajarkan Islam kepada rakyat Panjalu dengan cara membersihkan benda pusaka dengan ritual yang sarat dengan nuansa Islami. Benda-benda pusaka yang dimandikan, antara lain, pedang zulfikar, keris pancaworo, bangreng, goong kecil, cis, keris komando, dan trisula.

Secara etimologi, kata nyangku merujuk kata ينق yang terdiri dari huruf (ي ن ق). Kata ini kemudian dibaca (yanku) yang berarti memurnikan. Pelafalan atau pengucapan ini kemudian berubah menjadi nyangku. Di dalam Bahasa Sunda, kata serapan ini kemudian diartikan sebagai nyaangan laku atau diartikan sebagai menerangi perilaku.

Upacara adat Nyangku dimulai dengan mengeluarkan benda-benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora, para pemimpin, dan bupati Panjalu yang tersimpan di Pasucian Bumi Alit. Benda-benda pusaka ini kemudian di arak untuk di sucikan dengan cara di bersihkan dengan air yang yang diambil dari 7 mata air dari sungai yang diyakini sebahai petilasan Prabu Sanghyang Borosngora. Air ini disebut sebagai tirta Kahuripan. Lokasi ketujuh mata air tersebut tersebar di sekitaran wilayah Panjalu. Diantaranya, dari mata air Situ Lengkong, Karantenan, Kapunduhan, Cipanjalu, Kubang Kelong, Pasanggrahan, Kulah Bongbang Rarang dan Bombang Kancana. Tirta kahuripan yang diambil dari tujuh mata air tersebut sebelumnya disimpan dalam tempat khusus dan di bacakan do’a tawassul yang oleh para santri setempat selama 40 hari.

Ditulis oleh : Sofia Abdullah

SUMBER2

• Al Husaini al hamid H. M. H, Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad saw, Cet. XI 2006, Pustaka Hidayah.

• Iqbal. Muhammad Zafar. Dr, Kafilah Budaya Pengaruh Persia Terhadap Kebudayaan Indonesia, Cet. 1, Citra, 2006

• Al Hadad. Bin Thahir. Al Habib Alwi, Sejarah Masuknya Islam Di Timur Jauh, Cet.I, 2001, Lentera Baristama.

• Sunyoto. Agus, Atlas Wali Songo, Cet.1, 2012, Pustaka Iman.

• C.I.E.MA.Arnold.TW, Preaching Of Islam : A History Of The Progation Of The Muslim Faith, 1913.

• Al Mahsyur. Alwi. Idrus, Sejarah Silsilah & Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW Di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India, Dan Afrika, Cet.4, 2013, Sara Publishing.

• Aceh. Aboebakar.H.Dr.Prof, Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia, Cet.4,1985, Ramdhani.

• Atjeh. Aboebakar.Dr.Prof, Sji’ah Rasionalisme Dalam Islam, Yayasan Penyelidikan Lembaga Islam.

• Saefullah. DR. H. SA. MA, Sejarah & Kebudayaan Islam di Asia Tenggara, Cet. 1, 2010, PustakaPelajar

• Sy, Syiafril. A, Tabut Karbala Bencoolen Dari Punjab Symbol Melawan Kebiadaban, PT Walaw Bengkulen

• Dahri. Harapandi. DR, tabot Jejak Cinta Keluarga Nabi Di Bengkulu, Cet. 1, 2009, Citra

• Abror, Rachman. ABD, pantun Melayu Titik Temu Islam dan Budaya Lokal Nusantara

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tari_Saman#

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Ja’da_bint_al-Ash’at

•https://www.harapanrakyat.com/2019/11/sejarah-tradisi-ritual-upacara-adat-nyangku-di-panjalu-ciamis/

Atlantis in the Java Sea

A scientific effort to match Plato’s narrative location for Atlantis

Sembrani

Membahas ISU-ISU Penting bagi Anak Bangsa, Berbagi Ide, dan Saling Cinta

Wirdahanum

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

aawanto

The greatest WordPress.com site in all the land!

Covert Geopolitics

Beyond the Smoke & Mirrors

Catatan Harta Amanah Soekarno

as good as possible for as many as possible

Modesty - Women Terrace

My Mind in Words and Pictures

Kanzunqalam's Blog

AKAL tanpa WAHYU, akan berbuah, IMAN tanpa ILMU

Cahayapelangi

Cakrawala, menapaki kehidupan nusantara & dunia

religiku

hacking the religion

SANGKAN PARANING DUMADI

Just another WordPress.com site

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.