1 Komentar

Nusantara dan Sistem Ekonomi Global

BANK SWISS MILIK RAJA NUSANTARA
Created by, Annisa Madaniyah

Pertempuran di indonesia, antara Portugis, Amerika, Belanda, Perancis, Inggris, Jerman, Belanda yang lamanya hampir 500 tahun di Negara indonesia, telah menelan Jutaan Nyawa Manusia, Perperangan di indonesia hanya Untuk memperebutkan tambang Minyak, Gas, Koalin, Uranium, tembaga, perak, Timah, Titanium, Biji besi, intan, Batubara, Batu Hijau dan berlian.

Pertempuran ini menelan biaya yang amat besar, pertempuran ini menggunakan bahan bakar untuk alat tempur mereka dan bahan bakar ini diambil dari Daerah medan, Sumatera utara, makanya dinamakan “MEDAN”

Pertempuran ini bukan memperebutkan Cengkeh, Lada, tembakau dan kopra tetapi mereka memperebutkan negara indonesia, karena indonesia adalah negara terkaya di bumi ini.

Perang yang tak kunjung usai, akhirnya Amerika, Inggris, Belanda,Jerman, Jepang, Perancis memutuskan untuk berdamai dengan Jalan yaitu indonesia di Merdekakan pada Tgl 17 agustus 1945. Tetapi dengan catatan,negara tersebut harus berbagi kekuasaan dan berbagi Hasil tambang secara merata.

Indonesia di Merdekakan lantaran merekapun akhirnya mendapat perlawanan dari Pihak indonesia, mereka akhirnya berperang juga melawan seluruh Rakyat indonesia dan mereka kewalahan.

Mari kita bahas bersama :
1. Sri Baduga,
2. George 3,
3. H.w Deandels,
4. Thomas Stanford,
5. George 4,
6. Sultan Achmad,
7. Pattimura,
8. Sultan kobuwono 10,
9. George Bus,
10. Soekarno,
11. Soeharto,
12. BJ Habibie dsb.

Sri Baduga Maharaja Sultan Abul Mafachir Moehammad Alioeddin Al Misri, Memberikan pinjaman keuangan/ kolateral (ribuan ton emas) kepada negara Amerika Serikat. Beliau merupakan raja pertama yang mengakui kemerdekaan Amerika Serikat yang dipimpin presiden pertama, George Washington. Beliau juga turut membantu dalam pembangunan gedung pemerintahan AS, “White House”. Oleh karena itulah bentuk gedung pemerintahan AS, “White House” serupa dengan Istana Bogor
(salah satu istana Maharaja Sunda Nusantara).

Mundurnya Inggris bukan lantaran menangnya tentara Amerika, tetapi karena desakan Sultan Alioeddin kepada administratur benua Amerika yaitu Kerajaan Inggris, dalam upaya Sultan ingin menggembalikan pemerintahan Bangsa Malay-Indian, dari arsip kuno yang ditemukan, wilayah Amerika sebenarnya merupakan kerajaan bawahan dari kemaharajaan Sunda Nusantara.

Raja Inggris, George III terguncang jiwanya atas kemerdekaan Amerika Serikat, dan menaruh dendam kepada kemaharajaan Sunda Nusantara.

Pada tanggal 10 Mei 1810, pasukan kemaharajaan Sunda Nusantara dibawah pimpinanan : SRI BADUGA MAHARAJA SULTAN ACHMAD AL MISRI, dapat mengalahkan pasukan laut Kerajaan Perancis dibawah komando Herman Williem Daendels, yang hendak menyerang wilayah kedaulatan kemaharajaan Sunda Nusantara. H.W. Daendels beserta pasukannya menyerah tanpa syarat dan H.W Daendels dipenjarakannya.

H.W. Daendels adalah perwakilan dari kerajaan Perancis (ketika itu Belanda masih dijajah oleh Perancis). Maharaja Sultan Achmad Al Misri, berkedudukan di Istana Merdeka, Istana Cipanas, Istana Bogor, dan Istana Serosowan Bantan. Kekalahan tentara laut Perancis dibawah komando Daendels oleh Baginda Sultan Achmad diperingati dengan rasa syukur. Sultan Achmad yang pernah bersekolah di Inggris mengundang sahabatnya Thomas Stanford Raffles untuk merayakannya, karena menganggap Inggris adalah musuh bebuyutan Perancis.

Beliau beranggapan bahwa Inggris akan merasa senang bila kemaharajaan Sunda Nusantara berhasil memukul Perancis dan menawan panglimanya. Namun ternyata T.S. Raffles membawa tugas misi khusus dari Raja Inggris, George IV, yang masih dendam pada maharaja Sunda Nusantara atas kemerdekaan negara Amerika Serikat.

T.S. Raffles ditugaskan untuk membunuh Sultan Achmad, menghancurkan kemaharajaan Sunda Nusantara, dan membebaskan H.W. Daendels. Karena H.W. Daendels adalah bangsawan De’Orange yang masih sepupu keluarga Buckingham, dan ketika itu Perancis telah kalah oleh Inggris.

T.S. Raffles mengajak Sultan Achmad untuk berkeliling wilayah Nusantara, dengan tujuan Pulau Banda (bagian kepulauan Sunda Kecil, penghasil pala terbaik di dunia). Ketika itu Sultan Achmad hanya dikawal pasukan kecil saja, karena tujuannya hanya sekedar jalan-jalan.

Sultan Achmad tidak menyadari bahwa ajakan sahabatnya itu sebenarnya adalah jebakan, karena sebelum keberangkatan, T.S. Raffles telah memerintahkan pasukan AL nya untuk menunggu di Laut Banda. Begitu sampai di laut Banda, rombongan Sultan Achmad dikepung oleh pasukan AL Inggris yang telah siap dengan persenjataan lengkap. Sultan Achmad tidak berdaya, kemudian diikat dan ditinggalkan begitu saja oleh T.S Raffles di sebuah pulau kosong, dengan tujuan agar mati. Kapal kebesaran Sultan Achmad diambil alih oleh T.S. Raffles dengan tujuan agar dia dapat kembali ke pusat kerajaan Sunda Nusantara tanpa dicurigai oleh pasukan kerajaan Sunda Nusantara.

Inilah sebabnya ketika rombongan kapal kebesaran Sultan Achmad (yang telah dikuasai T.S. Raffles) beserta kapal pasukan AL Inggris kembali ke pelabuhan Sunda Kalapa tak ada perlawanan, karena mengira mereka adalah rombongan Sultan Achmad dan sahabatnya T.S. Raffles. Siasat ini menyebabkan T.S. Raffles beserta pasukannya yang telah siap dengan persenjataan lengkap, dapat dengan mudah menduduki pusat kerajaan Sunda Nusantara. Setelah menguasai pusat pemerintahan kerajaan, selanjutnya T.S. Raffles mengambil alih beberapa wilayah strategis hingga sampai Malaka dan Singapura. Untuk melicinkan kepentingan politiknya, T.S. Raffles juga menghilangkan bukti sejarah lainnya dengan menghancurkan Istana Surosowan Banten.

Kemudian pada tahun 1816, T.S. Raffles menyerahkan pendudukan (Annexation) administratif kolonial di wilayah Sunda Nusantara kepada Kerajaan Belanda (sahabat kerajaan Inggris) di Semarang, dan Herman William Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. T.S. Raffles berhasil membebaskan H.W. Daendels dan membuat perjanjian yang intinya mengangkat Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dengan syarat mengikuti seluruh skenario rekayasa dan membungkam siapa saja yang mengetahui sejarah ini selanjutnya. Maka dimulailah kekejaman penjajahan Belanda sebagai kepanjangan Kerajaan Inggris.

Peristiwa ini menjadi awal pemalsuan sejarah Sunda Nusantara selama +/- 200 tahun. Sejak saat itu, ribuan ton emas dijarah, yang digunakan untuk modernisasi England dan pembangunan persemakmuran negara jajahannya (Kanada, Australia, Singapura, Hongkong, Afrika Selatan dst). Keluarga kerajaan-kerajaan di Nusantara dibantai dan dirampok. Arsip (bukti-bukti) pemerintahan dimusnahkan dan diambil untuk dihilangkan. Sebagian besar arsip yang menuliskan sejarah bumi dan pemerintahan masih disimpan di Mahkamah Internasional di Den Haag dan Universitas Leiden, Amsterdam. Inilah sebabnya Mahkamah Internasional berada di Belanda, karena sejarah aset dunia tersimpan disana beserta literatur pendukungnya.

Hilangnya kepempinan nasional Sunda Nusantara, menyebabkan kerajaan-kerajaan dibawah konfederasi Kemaharajaan Sunda Nusantara menjadi terpecah belah. Sejak saat itu, banyak terjadi perlawanan kepada pemeritah kolonial Hindia Belanda, ditandai dengan meletusnya

Perang Pattimura ( Maluku, 1817 )
Perang Paderi ( Sumatera Barat, 1821-1837 )
Perang Diponegoro (Jawa Tengah, 1825-1830), dll.

Namun perlawanan dari kerajaan-kerajaan ini dapat dipatahkan oleh Belanda, karena tidak ada persatuan lagi. Para raja-raja yang soleh dan mau bekerjasama dengan Belanda, diperdaya dengan menyimpan harta emas mereka di Bank Zurich, Jerman, dimana harta Kesultanan Nusantara (Cirebon, G.Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makasar, Bone, Goa, Luwuk, Ternate, dll,) dalam nilai ratusan trilyun Dollar Amerika (dalam bentuk emas, logam mulia, berlian, dsb) di simpan di Bank Zurich, Jerman. Kemudian karena kekalahan Jerman pada PD I (1911-1914),

Maka harta tersebut diambil paksa oleh pemenang, pihak Sekutu, yang selama perang banyak dibiayai oleh organisasi Yahudi.

Inilah sebabnya kenapa Jerman benci Yahudi. Kemudian harta-harta tsb. dipercayakan untuk disimpan di negeri Belanda. Namun ketika Belanda kembali terjajah oleh Jerman pada Perang Dunia ke II, maka harta tsb. menjadi tercerai berai, dan sebagian digunakan oleh NAZI untuk membiayai perang mereka. Kekalahan Jerman di perang dunia ke II menyebabkan aset tersebut kemudian dibagi kepada negara Sekutu (dalam hal ini Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, Belanda).

Pada tahun 1934, Sultan Paku Buwono X memberikan bantuan jaminan keuangan (kolateral) kepada Liga Bangsa Bangsa (LBB) di Amerika Serikat, dengan tujuan membantu kebangkrutan ekonomi dunia. Liga Bangsa Bangsa (LBB) adalah cikal bakal dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Tercatat emas yg diberikan 57.169 ton emas 24 karat, yg kemudian diAKUI oleh pihak AS dalam perjanjian “The Green Hilton Agreement” dan disaksikan Sri Paus ( Vatikan ).

PASKA PROKLAMASI
– – – – – – – – – – – –

Paska proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 1945), para Sultan/ Raja (konfederasi) dibawah Kemaharajaan Sunda Nusantara mendukung pemerintah Republik Indonesia dibawah kepemimpinan presiden pertama Ir. Soekarno, dengan syarat beliau juga bersedia memulihkan Kekaisaran Sunda Nusantara (maksudnya tetap mengakui keberadaan para Sultan/Raja di wilayah Sunda Nusantara, sebagaimana halnya di Malaysia atau Inggris). Presiden Soekarno setuju syarat tsb., dan oleh karena itu beliau juga diberi tahu mengenai aset bangsanya yang dipergunakan oleh bangsa lain dan digelapkan. Beliau juga diamanahkan oleh para Sultan/Raja Sunda Nusantara untuk berusaha mengembalikan aset bangsa tsb.

Atas hal tersebut maka Ir. Soekarno mengirim surat rahasia ke PBB, dan menyampaikan gugatan kepada negara Sekutu untuk mengembalikan aset bangsa tsb. dalam rangka pembangunan kembali bangsa Sunda Nusantara.

Ingat uang kita sebelum Rupiah menggunakan nama SEN (SN=Sunda Nusantara).

Labrakan Ir. Soekarno kepada berbagai ketidakadilan dan imperialisme dunia, karena beliau menyadari bahwa “Indonesia” adalah “SUPER POWER” sesungguhnya dan pemegang amanah dunia.

Gugatan Ir. Soekarno baru disambut baik, ketika Amerika Serikat dipimpin oleh presiden John F. Kennedy, dengan harapan AS mendapat dukungan Ir. Soekarno dalam perlawanan menghambat komunisme.

IMG-20200508-WA0014

Pada tahap awal disetujui pengembalian aset bangsa Sunda Nusantara pada tahun 1963, dengan ditandatanganinya perjanjian “Green Hilton Agreement”, yaitu pengembalian 57.147 ton emas kepada rakyat Republik Indonesia (pemilik sah) melalui pemerintahan Republik Indonesia sebagi pengemban amanah Kekaisaran Sunda Nusantara
(Imperium of Zhunda Nuswantara), dengan disaksikan Sri Paus, yang banyak mengetahui sejarah aset dunia.

Sayangnya rencana ini tidak berjalan baik, karena terjadi pembunuhan terhadap presiden John F. Kennedy, pada tahun 1964.

Diduga pembunuhan ini dilakukan oleh organisasi rahasia Yahudi, yang menguasai ekonomi dan menyetir arah politik negeri AS hingga saat ini (Presiden John F. Kennedy tidak mau bekerjasama dengan organisasi ini).

Paska pembunuhan presiden John F. Kennedy, di bumi Nusantara juga terjadi gerakan penggulingan presiden Soekarno pada tahun 1965, yang diduga didalangi oleh CIA
(dibawah kendali organisasi rahasia Yahudi). Kekayaan aset Nusantara masih banyak tersimpan di 93 account di bank-bank utama didunia (ciri negaranya berbendera merah dan putih menandakan sumber asetnya).

Organisasi rahasia Yahudi ini diduga hingga saat ini masih menjalankan misinya dalam rangka membentuk tatanan dunia baru di bawah kepemimpinan Yahudi, dengan menguasai sektor keuangan dunia (IMF), bisnis persenjataan, bisnis media dan sistem informasi, serta bisnis strategis lainnya. Pemalsuan sejarah bangsa-bangsa di dunia, termasuk bangsa Sunda Nusantara juga didalangi oleh organisasi tersebut. Oleh karena itulah 90% bangsa kita tidak percaya akan cerita sejarah kebesaran bangsanya karena distorsi informasi ini, dan sebagian lagi tidak mau tahu karena lebih mengejar materi.

Marilah kita simak Doktrin Zionisme
( Protocol VI ) yang menyatakan :

Kehancuran kekuasaan akan terjadi setelah orang-orang berilmu (aristocrat) kaum ‘the goyim’ jatuh statusnya menjadi kaum proletar bersamaan dengan kredit negara-negara yang semakin meningkat, karena ketergantungan mereka yang sangat besar kepada kegiatan monopoli berskala besar, yang kita bangun, yang menjadi sumber penghasilan mereka. Di satu sisi, promosi Pemerintahan Super sebagai pelindung dan pemberi kesejahteraan kepada mereka, kita terus tingkatkan.

Kelompok aristocrat non Yahudi masih tetap berbahaya bagi kita, karena mereka masih berstatus memiliki tanah-tanah pertanian yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Berbagai cara kita kembangkan agar tanah-tanah itu jatuh ke tangan kita dan kita kuasai, yaitu dengan cara : Menaikkan beban tanah tersebut dengan cara menaikkan hutang mereka, dengan jaminan tanah-tanah mereka yang menyebabkan kepemilikan tanah terikat kepada kita dan pemiliknya akan tunduk tanpa syarat ; Kita bikin sulit kehidupan orang-orang berilmu (aristocrat) kaum non Yahudi yang akhirnya mereka akan musnah, karena kaum aristocrat mereka terbiasa dengan kehidupan yang mudah dan mewah. Aktivitas spekulasi kita naikkan untuk mengembangkan kegiatan industri dan perdagangan, sehingga kegiatan industri akan semakin menguat.

Dengan kegiatan industri yang menguat, kita sedot sumberdaya manusia dan modal (finansial) dari tanah-tanah pertanian tersebut dan akhirnya, ke dua sumberdaya tadi akan berpindah tangan ke kita berupa akumulasi harta kekayaan, sehingga kaum aristocrat non yahudi akan jatuh statusnya menjadi kaum proletar. Gaya hidup mewah kita perkenalkan kepada kaum aristocrat non Yahudi, yaitu dengan kita naikkan taraf pendapatan mereka, tetapi mereka harus membeli kebutuhan pokok dengan harga yang tinggi, karena berkurangnya hasil-hasil pertanian dan peternakan.

Kita ajarkan faham anarkis dan mabuk-mabukan kepada kaum buruh non Yahudi sebagai kaum terpelajarnya mereka yang akan mengurangi kegiatan industri dan menyempitnya lapangan pekerjaan.
Akhirnya, kaum aristocrat non Yahudi akan tunduk kepada kita hanya agar eksistensi mereka tetap dihargai dan mereka tidak menyadari bahwa kita tetap akan memusnahkan mereka.

Kita samarkan proses keseluruhan ini dengan istilah meningkatkan produktivitas buruh melalui teori-teori politik ekonomi yang para ahli ekonomi kita ajarkan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.

Pada era pemerintahan Ir. Soekarno, beliau begitu lantang mengumandangkan politik
” POLITIK BERDIKARI”
atau berdiri dengan Kaki Sendiri, bahwa bangsa Sunda Nusantara harus dapat mandiri, jangan tergantung kepada negara lain. Pada bulan Agustus 1965, beliau mengatakan “go to hell with your aid” sebagai kata talak/perceraian dengan IMF serta Bank Dunia dan memutuskan membangun Nusantara secara mandiri. Sayangnya politik ”BERDIKARI ini tidak berlangsung lama, karena pada bulan September 1965 terjadi kudeta berdarah terhadap presiden Soekarno (kudeta ini diduga melibatkan CIA).

Selanjutnya dimulailah rezim orde baru dibawah kepemimpinan Soeharto, yang kebijakan politiknya dekat dengan kepentingan Amerika Serikat.

Bagaimana dgn kondisi negeri kita saat ini ? Sudahkah bangsa kita hidup dan berkehidupan seperti yang tercantum dalam doktrin Zionisme di atas…?

Bila kita tidak segera menyadarinya, maka bangsa kita akan menjadi jongosnya bangsa-bangsa adi kuasa dan akan menjadi kepanjangan tangan dari negara-negara adi kuasa/kaya .

Iskandar Muda dan Hukuman Kerasnya

Augustin de Beaulieu, pelaut Prancis yang sempat menetap di Aceh pada masa Iskandar Muda (memerintah 1607-1636), mengungkapkan kekejaman Sultan Iskandar Muda.

Sang penguasa ini memang amat kejam karena saya berani bilang bahwa sejak saya berada di sana tak sehari pun lewat tanpa dia membunuh seseorang dan terkadang beberapa orang, dan dia tidak memberitahu siapa pun mengenai rencananya dan juga tidak minta saran orang lain,” kata Augustin de Beaulieu, dalam Orang Indonesia dan Orang Prancis: Dari Abad XVI Sampai Dengan Abad XX karya Bernard Dorleans.

Sultan Iskandar Muda menerapkan hukuman yang keras kepada para penjahat di Aceh untuk menegakkan wibawa dan kuasa raja yang di masa-masa sebelumnya kerap dikendalikan oleh kaum uleebalang (bangsawan). Mulai dari pemotongan anggota tubuh seperti telinga, bibir, hidung, kaki dan tangan; diinjak gajah sampai mati; menjepit dengan dua batang kayu yang dibelah; menumbuk kepala orang, dan lain-lain.

Beberapa dokumen dari sumber-sumber asing seperti yang tercantum di Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636) karya Denys Lombard bahkan menyebutkan Iskandar Muda pernah membunuh bayi dengan cara menghantamnya ke dinding karena bayi itu tak berhenti menangis. Dan bagaimana dia senang mandi darah para terhukum mati untuk melindungi diri dari penyakit.

Meski begitu, watak kejamnya ini diimbangi dengan sistem pemerintahannya yang efektif. Aceh menjadi kekuatan dominan di Sumatera dan warisan kekuatan militer besar yang dihimpunnya menjadi penantang utama laju dominasi Portugis di Semenanjung Malaya selama abad ke-17.

Sultan Agung Memenggal Prajuritnya

Raja Mataram, Sultan Agung (memerintah 1613-1645) memutuskan untuk menyerang Batavia pada 1628 sebagai bagian dari rencana politik ekspansionisnya di Jawa. Pasukan Jawa berkali-kali menyerang benteng dan berulang kali juga mereka gagal. Selama 30 hari ribuan prajurit Jawa juga mencoba membendung sungai Ciliwung untuk membuat pasukan Belanda kehausan, usaha ini juga gagal. Dalam sebuah pertempuran besar di dekat benteng, pasukan Belanda berhasil mengalahkan pasukan Mataram.

Pasukan Mataram akhirnya dipukul mundur, namun hanya setelah Sultan Agung mengirimkan sepasukan algojonya untuk memenggal kepala kedua panglima pemimpin penyerbuan, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja, beserta prajuritnya karena telah gagal merebut Batavia.

VOC menemukan 744 mayat prajurit Jawa yang tidak dikuburkan, beberapa di antaranya tanpa kepala,” tulis M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008.

Serangan kedua terjadi pada 1629, kali ini dipimpin Dipati Ukur. Sekali lagi, pasukan Mataram dipukul mundur. Belajar dari pengalaman kegagalan panglima sebelumnya, Dipati Ukur akhirnya memutuskan untuk memberontak karena tahu hukuman penggal dari sang sultan tengah menantinya.

Amangkurat I Membantai Ulama

Tahta Mataram kembali mengalirkan darah pada masa Amangkurat I (1646-1676). Dia memindahkan pusat pemerintahan Mataram ke Plered dari Karta. Dia kerap terlibat perselisihan tahta, dimulai dengan saudaranya sendiri, Pangeran Alit, yang akhirnya dia bunuh untuk memuluskan jalan menaiki tahta Mataram. Namun tindakannya yang paling kejam adalah ketika dia membantai kaum ulama karena dianggap berkonspirasi dengan mendiang saudaranya untuk merebut tahta.

Dia membuat daftar para ulama beserta keluarga mereka untuk dikumpulkan, lalu dibantai di alun-alun Plered. Pembantaian ini terjadi tahun 1647. “Dan dalam waktu setengah jam, tidak kurang dari lima sampai enam ribu orang dibantai. Van Goens (utusan VOC untuk Mataram) yang waktu itu berada di Plered, melihat dengan mata sendiri mayat-mayat yang bergeletakan di jalanan,” tulis Denys Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya Jilid II.

Masa pemerintahan Amangkurat I memang penuh huru-hara. Pada 1677, Plered diduduki oleh pasukan Trunojoyo dari Madura yang memberontak, yang akhirnya memberikan celah masuk bagi VOC ke dalam politik istana Mataram. Berkat VOC, pemberontakan berhasil ditumpas namun kedaulatan Mataram kian lama jadi kian terkikis.

Pada awal abad 17, aset harta para Raja dan Kesultanan Nusantara (Cirebon, G.Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makasar, Bone, Goa, Luwut,Ternate, dLL,) dalam nilai ratusan trilyun Dollar Amerika (dalam bentuk emas, logam mulia, berlian, dan srbagainya) di simpan di Bank Zuchrigh, Jerman (karena pada saat itu Jerman adalah negara makmur dan menguasai dunia. Serta bank tersebut adalah salah satu bank yang tertua di dunia)

PENGKHIANAT PARA RAJA
DAN PENJILAT KERAJAAN BELANDA

Pada tahun 1620, Nusantara dijajah Belanda selama 3,5 abad. Bagi Kesultanan / Raja Nusantara yg melawan Belanda, data administrasi harta di Bumi Nusantara dihanguskan, hanya bagi Kerajaan Amangkurat I tetap memiliki data utuh, karena mereka penjilat Belanda dimasa itu.

Catatan:

Salah satu bukti Amangkurat I sebagai penjilat Belanda : Pangeran Girilaya Raja Cirebon II selaku menantu dari Raja Amangkurat I, atas tipuan pada u “undangan makan”, ternyata Raja Cirebon II beserta kedua putranya yang berumur 11 dan 9 tahun ditahan selama 10 tahun, hingga wafatnya Raja Cirebon II yang dimakamkan di Girilaya. Atas wafatnya Raja Cirebon II, Sultan Trunojoyo diutus untuk menjemput kedua putra mahkota tersebut untuk menggantikan tahta Kerajaan Cirebon.
Dengan melalui peperangan, akhirnya Trunojoya berhasil membawa Putra Mahkota dan kedua adiknya. Sedangkan Putra Mahkota yang pertama/kakaknya, diamankan oleh paman dari Ibunya ke Gunung Lawu. Hingga akhirnya berdiri Kerajaan Cirebon menjadi dua kesultanan, yaitu: Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kasepuhan.

PENYERAHAN HIBAH HARTA REKAYASA

Pada tahun 1939, Amerika menyuruh Bung Karno untuk menata aset para Raja Nusantara dan mengalihkan hak atas nama pribadi Soekarno.

Catatan :

a. PENYERAHAN HIBAH REKAYASA
Dilakukan oleh Raja Solo dan Yogyakarta yang mengatasnamakan Raja-raja Nusantara. Selanjutnya aset kedua raja tersebut utuh atau tidak dihibahkan.

b. HAK AHLI WARIS Raja Nusantara, sepeserpun nihil ( tidak menerima hak waris.)

BERDIRINYA BANK DUNIA

Pada tahun 1944, berdirilah Bank Dunia atas dasar Colateral Aset Raja Nusantara! Bank Dunia mulai memberikan pinjaman kepada 40 Negara. Maka semenjak itu USA semakin kuat untuk mencetak mata uang dan menyusun strategi persenjataan yang berguna untuk menguasai dunia.

JEPANG Menyerah Atas bantuan AMERIKA

Pada tahun 1945, saat Perang Dunia-II Jepang menyerah dan membuat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.

Beberapa fakta :

a. Bung Karno dlm salah satu pidatonya pernah berkata “kalau Jepang tidak memberikan kemerdekaan kepada kita, maka saya akan minta USA utk membom Jepang.

b. Bung Karno diangkat jadi ketua PBB. Bukankah pada waktu itu orang asing banyak yang lebih pintar dari Bung Karno? Tak aneh lagi, karena berdirinya Bank Dunia berasal dari aset Raja Nusantara. Sampai saat ini, tidak ada jabatan Ketua PBB selain Bung Karno, yang ada hanyalah Sekjen.

Catatan :

Tahun 1945, untuk membangun negara, kalau Bung Karno jujur dan benar (tidak ambisius), seharusnya mengumpulkan para Sultan dan Raja Nusantara untuk diberi tahu jika para buyutnya (Raja Nusantara) pada abad-17, menyimpan hartanya di Bank Juchrigh-Jerman. Kenapa Bung Karno bungkam ?

Antara tahun 1950 – 1953, Bung Karno memberikan pelimpahan coleteral kepada kolega dan keluarganya, yang berasal dari aset para Raja Nusantara yang dihibahkan atas nama pribadi Bung Karno. Yang kini sudah pada balik nama.

Tahun 1954, sebagian sisa Dana Koleteral tsb dibagikan dalam bentuk amanah kepada 73 orang Tokoh Negara & Ulama. Karena ada kepentingan “politik praktis”.Tahun 1955 pemilu pertama, Bung Karno diangkat Sebagai Presiden “seumur hidup”

Catatan :

a. Penerima “ pelimpahan colateral ” mendapatkan Royalti, namun pemegang amanah tidak mendapatkan Royalti. Siapakah yang menikmati royalti atas dana coleteral dari Bank Dunia? Siapa lagi kalau bukan kolega & keluarganya.

b. Perlu pendirian “ LEVARN ” Lembaga Executive Verifiksi Aset Raja Nusantra

c. Maksud dan tujuan : Atas tersimpannya Aset Raja Nusantra, baik milik Raja/Kesultanan: Cirebon, Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makassar, Bone, Goa, Luwut, Ternate, dan lainnya, yang disimpan pada awal Abad-17 di Bank Zuchrigh, Jerman dengan nilai ratusan trliyun dollar Amerika yang telah dihibahkan ke pribadi Ir.Soekarno (Rekyasa JO. AS)
Untuk modal awal pembentukan Bank Dunia, kini sudah pada balik nama atas nama keluarga dan koleganya (diluar amanah) ini harus diverifikasi / tata Juridis Formil untuk ketetapan hak bagi ahli waris dan negara.

d. Dalam pertemuan para Sultan se-Indonesia di Bali pada tahun 2000-an lalu. Selaku ahli waris mengharapkan keadilan hak atas harta yang digelapkan. Sehingga para pemegang amanah dan lainnya menyadari atas keganjilan hibah tersebut.

SOEKARNO KELUAR DARI PBB

Mengapa Bung Karno keluar dari PBB & pidatonya antara tahun 1959 sampai dengan 1963, berapi-api anti imperialis, anti nekolim ? Karena coleteralnya ternyata tidak bisa dicairkan dan digunakan untuk pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan REPELITA yang telah diprogram Alias dipersulit oleh Amerika.

AS MEMBUNGKAM SOEKARNO

Amerika berkepentingan untuk membungkam Bung Karno, selain karena alasan dana coleteral tersebut, juga karena Bung Karno membentuk “Poros Segitiga” Peking-Jakarta-Pyongyang. Selanjutnya melalui konspirasi & tipu daya, AS bertindak sebagai dalang atas lengsernya Bung Karno.

Tiga orang Jenderal terlibat dalam gerakan bawah tanah buatan AS, datang dan menodongkan senjata kepada Bung Karno untuk menandatangani SUPERSEMAR.

Ada 3 Surat Spersemar, 1 Asli dan 2 palsu.

Catatan :

Kemudian isi Supersemar diubah (dipalsukan) dan diserahkan kepada Soeharto. Soeharto tidak mengetahui tentang pemalsuan Supersemar tersebut dan menjalankan Supersemar dengan baik. Soeharto baru mengetahui hal tersebut sekitar tahun 1980-an. Namun sudah terlambat dan sejarah sudah terlanjur dituliskan.

SOEKARNO LENGSER

Tahun 1967, Soekarno lengser & Soeharto menjabat sebagai Presiden RI.

7 ORANG PEMEGANG SURAT AMANAH

Sekitar tahun 1995, tujuh orang pemegang Surat Amanah dari Soekarno, menghadap Soeharto agar Pemerintah dapat menggunakan Dana Coletral tersebut untuk pembangunan Indonesia.

Catatan :

Dana Coletral tersebut (yang ada di Bank Dunia) tidak dapat dicairkan, namun dapat digunakan untuk “jaminan cetak uang”. Soeharto mengajukan ijin utk pencetakan uang Rupiah atas jaminan Dana Coletral tersebut.

Dilakukan Sidang Moneter Internasional, dengan salah satu agenda untuk membahas rencana pencetakan uang Rupiah oleh pemerintah RI. Sepuluh negara menolak untuk memberikan ijin (termasuk AS & sekutunya), sisanya mengijinkan. Atas dasar voting, maka pemerintah RI diijinkan utk mencetak uang sebesar “Rp. 20.000 trilyun” dengan jaminan lima Coleteral (Salah satu Coleteral tsb adalah milik Kerajaan Cirebon sebesar 13.000 trilyun)

Catatan :

AS tidak memberikan ijin, karena khawatir Soeharto akan membangkitkan DUNIA ISLAM. Karena thn 1987 Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila sudah mulai merintis dan menggalakkan bantuan untuk pembangunan masjid di seluruh Indonesia. Mbak Tutut sudah mulai memakai kerudung dan dianggap sebagai simbol kebangkitan dunia Islam.

AS MENCETAK UANG

Pencetakan uang dilakukan di Jerman & Israel (pemenang tender adalah Australia). Disisi lain AS dan sekutunya mulai melakukan konspirasi untuk merusak stabilitas Ekonomi Internasional.

15. Maret 1997, secara bertahap IDR (Indonesia Rupiah) sdh mulai masuk ke Indonesia (masih berstatus atas nama Amanah yang ditempatkan di luar gudang BI). Baru sekitar 9% IDR tsb yg diregristasi oleh BI, terjadilah “krisis moneter” karena George Soros melakukan transaksi “pembelian Rupiah” secara besar-besaran yang dibayar dengan US Dollar. IDR dicetak dalam cetakan uang plastik pecahan Rp.100.000,- tahun cetakan 1997.

Catatan :

Pak Harto berencana dalam periode tahun 1998 – 2003, Try Sutrisno menjabat sebagai Wakil Presiden. Tahun 2000 Pak Harto membuat pondasi sebagai landasan kuat dalam pembangunan tinggal landas untuk take off menuju adil dan makmur. Tahun 2002, Pak Harto berencana untuk mengundurkan diri dan dilanjutkan oleh wakilnya Try Sutrisno sebagai presiden.

INDONESIA TERTIPU OLEH AMERIKA

Amerika semakin gencar melakukan konspirasi, sadar atau tidak sadar banyak unsur masyarakat yang sudah masuk dalam tipu daya dan skenario AS.

Catatan :

a. Banyak mahasiswa dan rakyat yang merasa idealis dan menuntut lengsernya Soeharto. Namun sesungguhnya mereka tidak sadar bahwa ini semua adalah skenario AS untuk menurunkan Soeharto.

b. Beberapa “tokoh boneka politik” bentukan AS, yaitu empat orang yang dikenal dengan sebutan “SMAG”

c. Terjadinya Kerusuhan Mei, yang dikoordinir oleh seorang tokoh pemuda atas cetakan SMAG.

Mei 1998, Soeharto lengser dan BJ Habibie menjabat sebagai presiden RI.

Semua mata uang Rupiah pada akhirnya sampai di Indonesia, Pak Harto memerintahkan 49 orang jenderal (7 orang Jenderal Bintang empat dan 42 orang Jenderal Bintang dua) untuk mengamankan gudang-gudang IDR yang masih berstatus atas nama Amanah.

BJ HABIBIE DI TIPU OLEH AS AGAR MELEPASKAN TIMOR TIMUR

BJ Habibie dipolitisir oleh AS untuk merealisasi Referendum di TimTim, dengan janji apabila terlaksana dengan jujur dan adil maka Habibie akan didukung untuk menjabat sebagai Presiden RI untuk periode selanjutnya.

Catatan :

Habibie ditipu mentah oleh AS dan sekutunya. Hasil jajak pendapat Timor Timur dimanipulasi (termasuk yang dihitung di Gedung Putih-AS, tidak dihitung di lapangan) dan berujung pada lepasnya Timor Timur dari NKRI. Itulah jatuhnya Habibie akibat dampak tertipu politik praktis. Karena Habibie sejatinya bukan orang “ misi AS ”, melainkan Habibie adalah “Jerman-isme ” Rapuhnya Pemerintahan RI dan perekonomiannya akibat “Mafia Berkeley” dan sebagian besar tokoh-tokoh negara terlibat dalam dosa “Kerusuhan Mei”. Amerika memegang kartu tokoh-tokoh negara tersebut, lalu leluasa untuk mendikte pemerintah. Boleh dikata, semenjak itu pemerintahan hanya menjadi “boneka AS” dan tdk mampu untuk lepas dari cengkraman AS.

KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari semua ini
Kebenaran yang dituliskan oleh si penulis bukan untuk menyudutkan PIhak pihak tertentu, namun Untuk MENEGAKKAN SEBUAH KEBENARAN DAN FAKTA YANG ADA, Bangsa Indonesia sangat beruntung telah memiliki 2 orang PUTRA TERBAIK yaitu :
SOEKARNO dan SOEHARTO. Rapatkan saja barisan, jangan mudah teradu domba oleh KONSPIRASI AS dan sekutunya.

Tumbuhkan jiwa patriotik kita, karena bisa jadi melalui konspirasi AS, perang Afganistan dan Irak juga dapat terjadi di Tanah Air yang kita cintai ini. Juga perang antar suku dan golongan di dalam negeri seperti di negara-negara Afrika, Korea Utara – Selatan, Vietnam Utara-Selatan, Bosnia, Mesir, Libya dan lain-lain. Atas kronologis harta Soekarno tersebut, pada prinsipnya kita para “pemegang amanah” dan penerima “ Pelimpahan Colateral ”, perlu untuk menyadari bahwa pelaksanaan “Hibah Aset Raja Nusantara kepada pribadi Bung Karno adalah “ CACAT HUKUM ”

Begitulah kisahnya indonesia Selalu tertipu dan tertindas dari tahun 1400 sampai tahun 1945

Dari tahun 1945 sampai tahun 2025
Indonesia makin di tindas dan di Tipu, mereka menjajah Negara kita tak perlu menggunakan fisik seperti dahulu kala karena mereka telah mendapat pengalaman yang pahit selama menjajah negara kita.

Berkat pengalaman mereka menjajah selama lebih dari 500 tahun, kini mereka menjajah Negeri ini cukup menggunakan intelegency dan Uang. Mereka Cukup membodohi ketum Parpol, Gubernur, Menteri, Wapres, Presiden, DPR dan MPR RI

Wassalam, pertanda,
Annisa Madaniyah

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Atlantis in the Java Sea

A scientific effort to match Plato’s narrative location for Atlantis

Sembrani

Membahas ISU-ISU Penting bagi Anak Bangsa, Berbagi Ide, dan Saling Cinta

Wirdanova

+62811-813-1917

aawanto

The greatest WordPress.com site in all the land!

Covert Geopolitics

Beyond the Smoke & Mirrors

Catatan Harta Amanah Soekarno

as good as possible for as many as possible

Modesty - Women Terrace

My Mind in Words and Pictures

Kanzunqalam's Blog

AKAL tanpa WAHYU, akan berbuah, IMAN tanpa ILMU

Cahayapelangi

Cakrawala, menapaki kehidupan nusantara & dunia

religiku

hacking the religion

SANGKAN PARANING DUMADI

Just another WordPress.com site

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.

%d blogger menyukai ini: